Tuesday, November 18, 2008

Agar Cinta Bersemi Indah

“Semoga Allah Mengumpulkan Yang Berserakan Dari Keduanya, Memberkati Mereka Berdua Dan Kiranya Allah Meningkatkan Kualitas Keturunan Mereka, Menjadikan Pembuka Pintu Rahmat, Sumber Ilmu Dan Nikmat Serta Rasa Aman Bagi Umat ” (Doa Rasulullah Saat Pernikahan Putrinya Fatimah Dengan Ali Bin Abi Thalib)

Mari kita simak pesan-pesan Al Qur’an tentang tujuan hidup yang sebenarnya. Nasehat ini untuk semuanya. Baik untuk mereka yang telah memiliki arah. Bagi mereka yang belum punya arah. Atau bahkan yang tak punya arah sekalipun. Nasehat ini untuk semuanya. Semua yang ingin mendapat dan meraih kebaikan dalam mengikuti Sunah Nabi pernikahan yang diberkahi.

Nikah itu ibadah. Nikah itu suci … ingat itu. Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena keturunan, bisa karena kecantikan, ketampanan, dan bisa karena agama. Jangan engkau jadikan harta, kecantikan, dan keturunan sebagai alasan karena itu akan menyebabkan celaka. Jadikan agama sebagai alasan. Engkau akan mendapatkan kebahagiaan. Tak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta.

Namun, jika cinta engkau jadikan satu-satunya landasan, maka keluargamu akan rapuh. Mudah terombang-ambing dan hancur kemudian. Jadikanlah Allah sebagai landasan. Niscaya kau akan selamat. Tidak saja di dunia, tapi juga di akhirat. Jadikan ridho Allah sebagai tujuan. Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai. Insyaallah …….

Untuk calon suami yang sholih…

Jangan kau menginginkan menjadi raja dalam istanamu. Disambut isteri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan. Jika ini kaulakukan, istanamu tidak akan langgeng. Lihatlah manusia teragung sepanjang sejarah, Muhammad SAW tidak marah ketika harus tidur di luar beralaskan sorban, karena sang isteri tidak mendengar kedatangan beliau. Tetap tersenyum, meski tak tersedia makanan di hadapan, ketika lapar. Menjahit bajunya yang robek ………..

Jangan engkau terlalu cinta pada isterimu. Jangan engkau terlalu menuruti isterimu. Jika itu engkau lakukan, akan celaka. Engkau tidak akan dapat melihat hitam dan putih, tidak akan dapat melihat benar dan salah. Lihatlah bagaimana Allah menegur Nabimu ketika mengharamkan apa yang telah Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan isteri. Tegaslah terhadap isterimu.

Dengan cintamu ajaklah ia taat kepada Allah. Jangan biarkan ia dengan kehendaknya. Lihatlah isteri Nuh dan Luth. Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang. Isterimu bisa menjadi musuhmu. Didiklah isterimu. Jadikanlah ia sebagai Hajar, wanita utama yang setia terhadap tugas suami, Ibrahim. Jadikan ia sebagai Maryam. Wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya. Jadikan ia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi tugas suami, Muhammad SAW menerima tugas risalah. Isterimu adalah tanggung jawabmu. Jangan larang mereka untuk taat kepada Allah. Biarkan ia giat berdakwah kepada kaumnya untuk menyegerakan tegaknya kembali kalimah-Nya. Biarkan ia menjadi wanita yang sholehah yang senantiasa mengokohkan dakwahmu dan dakwahnya. Tegur ia tatkala ia lalai dalam melaksanakan amanahnya. Biarkan ia menjadi Hajar, Maryam atau bahkan Khodijah. Sungguh jangan kau belenggu dengan egomu.

Untuk calon isteri yang sholihah…

Jika engkau menjadi isteri, jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam istanamu. Disayang, dimanja dan dilayani oleh suamimu. Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu. Jika itu engkau lakukan, istanamu akan menjadi neraka bagimu. Jangan engkau paksa suamimu menurutimu. Jangan engkau paksa suamimu untuk melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya.
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami. Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa senantiasa menjaga kehormatannya.

Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa mendampingi suami tercinta menjalankan misi dakwahnya. Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu. Jangan kau usik suamimu dengan tangismu. Jika itu kau salah gunakan, kecintaannya padamu yang begitu besar akan memaksanya menjadi pendurhaka.

Untuk para Bapak...

Jika kau menjadi bapak, jadilah bapak yang bijaksana layaknya Lukamnul Hakim. Jadilah Bapak yang tegas seperti Ibrahim. Jadilah Bapak yang dipenuhi kasih dan sayang seperti Muhammad SAW. Ajaklah anakmu mengenal Allah. Ajaklah anak, dan istrimu untuk senantiasa taat pada Allah. Jadikan ia sebagai Yusuf yang berbakti. Jadikan ia setaat Ismail. Jangan jadikan ia sebagai Kan’an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah. Mintalah kepada Allah agar mereka menjadi anak yang sholih dan senantiasa menjadi pejuang Islam.

Untuk para Ibu…

Jika kau menjadi ibu, jadilah kau ibu yang bijak, ibu yang teduh, yang bisa memberi keteduhan pada suami dan anak-anakmu. Bimbinglah anakmu dengan kasih sayangmu. Jadikan mereka mujahid. Jadikan mereka tentara-tentara Allah. Jangankan biarkan mereka larut dalam kemanjaan dan malas-malasan. Siapkan mereka menjadi anak yang shalih. Hamba yang shalih. Yang siap menegakkan risalah Islam.

::::::::::

Pernikahan laksana ajal, tak peduli siap atau tidak, pada waktu yang telah ditentukan dia akan datang menjemput seseorang untuk berpindah ke alam lain. Maka beruntunglah bagi siapa yang mempersiapkan diri.

Untuk Suami Renungkanlah…

Pernikahan menyingkap tabir rahasia. Isteri yang kamu nikahi tidak semulia Khadijah, tidak setaqwa Aisyah, pun tidak setabah Fatimah. Justru isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi solehah … Pernikahan menyadarkan akan kewajiban bersama.
Isterimu menjadi tanah, kamu langit penaungnya. Isteri ladang tanaman, kamu pemagarnya. Isteri ibarat ternak, kamu penggembalanya.

Isteri adalah murid, kamu mursyidnya. Isteri bagaikan anak kecil,kamu tempat bermanja dan berkeluh-kesah ia. Dan ketika isteri menjadi racun, kamulah penawar bisanya. Seandainya isteri tulang yang bengkok maka berhati-hatilah meluruskannya

Pernikahan menginsyafkan kita perlunya keimanan dan ketaqwaan. Untuk belajar meniti ridho Allah SWT. Karena
memiliki isteri yang tak sehebat mana, justru kamu akan tersentak dari alpa. Kamu bukanlah Rasulullah SAW, pun bukan Sayyidina Ali Karramallahuwajhah. Cuma suami akhir zaman yang mencoba untuk menjadi suami soleh.

Untuk Isteri Renungkanlah…

Pernikahan menyingkap tabir rahasia. Suami yang menikahimu tidak semulia Muhammad SAW, tidak setaqwa Ibrahim, pun tidak setabah Ayub. Apalagi setampan Yusuf. Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita-cita membangun keturunan yang sholeh

Pernikahan menyadarkan akan kewajiban bersama. Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya. Suami adalah nahkoda kapal, dan kamu pengemudinya. Saat suami seorang raja, kamu dapat merasakan anggur singgasananya. Dan ketika suami menjadi racun, kamulah penawar bisanya. Sungguh , tatkala suami sebagai inti jantung keluarga, maka kamu-lah rusuk pelindungnya. Seandainya suami bengis lagi lancang, maka berhati-hatilah meluruskannya …

Pernikahan menginsyafkan kita perlunya keimanan dan ketaqwaan. Untuk belajar meniti ridho Allah SWT. Karena memiliki suami yang tak sehebat mana, justru kamu akan tersentak dari alpa. Kamu bukanlah Khadijah yang sempurna dalam menjaga, pun bukan Hajar yang setia dalam sengsara. Cuma wanita akhir zaman yang mencoba untuk menjadi istri salehah.

“Semoga Allah Mengumpulkan Yang Berserakan Dari Keduanya, Memberkati Mereka Berdua Dan Kiranya Allah Meningkatkan Kualitas Keturunan Mereka, Menjadikan Pembuka Pintu Rahmat, Sumber Ilmu Dan Nikmat Serta Rasa Aman Bagi Umat ” (Doa Rasulullah Saat Pernikahan Putrinya Fatimah Dengan Ali Bin Abi Thalib)

Wednesday, November 12, 2008

Membiasakan Sholat Berjama'ah

Allah SWT menekankan hamba-Nya untuk shalat berjamaah. Dalam firman-Nya “ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah bersama orang-orang yang ruku”. Anjuran Allah tersebut bukan hanya mendirikan shalat, tapi juga anjuran shalat berjamaah dengan sarana masjid.

Allah memberikan perumpamaan bagi yang datang ke masjid lebih awal, sebelum adzan berkumandang, dengan matahari. Bagi yang menuju ke masjid dalam keadaan adzan dengan bulan, dan yang datang ke masjid setelah adzan dengan bintang. Jika dilihat dari segi cahayanya, tentu sinar matahari lebih bercahaya daripada bulan atau bintang. Namun, tak sedikit yang menyadarinya sehingga nyaman shalat sendiri.

Enggan melangkahkan kaki ke masjid bisa jadi karena penyakit malas. Malas mengayunkan kaki pergi ke masjid. Malas menanggalkan aktivitas yang dirasa lebih penting. Malas kelihatan hebat, bisa menaklukan jutaan orang. Padahal malas tak ubahnya seperti tripleks yang mudah rapuh kena hujan dan panas, serta mudah didobrak.

Malas hanya dapat dikalahkan dengan melawannya. Ingat, dobrakan itu hanya di awal saja. Pada awal mungkin kita merasa kesulitan pergi ke masjid, tetapi setelah satu kaki diayunkan, itu awal keberhasilan menaklukan malas. Begituhalnya ketika adzan berkumadang dalam keadaan bekerja. Keinginan untuk meneruskan pekerjaan begitu menggebu. Terasa sayang jika harus di jeda. Namun, jika seketika kita sanggup menghentikannya, kita telah berhasil memenuhi panggilan-Nya.

Penyebab lain, karena tidak tahu keutamaan berjamaah. Padahal dengan berjamaah akan terjalin keharmonisan, tersadarkan akan eksistensi sebagai hamba. Ketika dalam shaf yang sama bersama hamba Allah yang lain, dengan niat, tujuan yang disembah sama. Dengan begitu semakin sadar akan hamba Allah. Bila mau hitung-hitungan pahala, pahala berjamaah dua puluh tujuh derajat lebih besar daripada shalat sendiri. Subhanallah.

Untuk itu saudaraku, mari kita prioritaskan shalat berjamaah di masjid dengan tepat waktu. Jangan manjakan diri dengan kemalasan karena sesunguhnya malas itu datangnya dari setan yang sekali terkelabui, terjerat selamanya. Wallahu ‘alam bishawab.

abdullah gymnastiar

Nikmati Proses Ikhtiarmu...

Saudaraku yang baik, ketahuilah, syetan itu berupaya menghancurkan amal kita pada tiga bagian, yakni sebelum, sedang, dan sesudah. Sebelum beramal ditipu olehnya supaya kita mengurungkan niat untuk beramal. Ketika sedang beramal, ditipu olehnya supaya amal kita tidak sempurna. Ketika sudah beramal pun, ditipu olehnya supaya kita riya dan ujub, ingin amal itu dilihat dan dipuji orang.

Hendaknya kita amat waspada menghadapi tipuan-tipuan syetan semacam ini. Kita harus menjaga sekuat-kuatnya ketiga moment amal tersebut. Dan kuncinya adalah sempurnakan ikhtiar baik saat berniat, saat melakukan, maupun saat amal itu selesai ditunaikan.

Manakala terdengar adzan dikumandangkan dari masjid, waspadalah syetan akan segera menasehati, “Tunggulah barang sebentar lagi sampai adzan selesai. Lagi pula di masjid itu telah biasa tadarus Al-quran dulu sebelum qomat.” Segera tepiskan bisikan itu dan pergilah ke masjid! Karena, boleh jadi umur kita akan berakhir begitu adzan selesai. Kalau tidak segera shalat, bahaya. Bisa-bisa kita su'ul khatimah.

Ketika sampai di masjid, waspadalah syetan akan kembali menasehati, “Duduknya dekat pilar saja supaya bisa bersandar kalau mengantuk.” tidak! Shaf pertama adalah shaf yang paling utama. Kejar dan sempurnakan ikhtiar kita!

Ketika usai mendirikan shalat, waspadalah pula syetan tak akan lelah untuk menasehati. Mungkin kali ini dengan mengutip guyonan teman, “Ayo, jangan sampai telat dua kali. Kalau datang telat, maka pulangnya jangan sampai telat juga. “Tidak! Lawan! Terjanglah godaan itu dengan cara menyempurnakan shalat kita dengan wirid, dzikir, doa, dan shalat sunnah ba'diyah (kalau ada).


Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada guna. (QS. Al Mu'minuun (23): 1-3)




Manakala melihat orang-orang lain bergegas keluar dari masjid begitu usai shalat, hati-hati. Syetan tak akan sungkan membisiki hati, dengan perasaan ujub dan takabur. Hati pun serta merta akan menggerundel. “Lihat orang-orang itu benar-benar tergoda oleh syetan. Mungkin, imannya lagi lemah.” Ini meremehkan orang lain. Justeru kita ternyata yang terjebak oleh tipu daya syetan.

Pendek kata, peliharalah agar kita tidak menjadi riya, dan sombong dengan amal-amal kita. Caranya dengan menikmati ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam menyempurnakan setiap amalan kita.

Tampaknya amalan-amalan yang demikianlah yang akan membuat Allah mengaruniakan ilmu lanjutan, yakni ilmu yang sebelumnya tidak kita ketahui. Ini hikmah lain dari ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam menyempurnakan setiap amal. Karena. “Barangsiapa mengamalkan ilmu yang diketahuinya dengan sebaik-baiknya, niscaya Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang lain yang belum diketahuinya.”

Jadi, kalau kita ingin menjadi ahli ilmu yang luas, maka kuncinya adalah dengan berjuang menjadi ahli amal yang disempurnakan dan dijaga mutunya. Jangan tergiur oleh banyaknya amal, tetapi rindukanlah bisa menyempurnakan amal-mal kita.

abdullah gymnastiar

Maafkan Dia

Dikisahkan, suatu hari saat pulang dari sekolah, tingkah si bungsu tiba-tiba menjadi pendiam, murung, dan lesu. Si ibu, walaupun sedikit khawatir tapi tahu bahwa tidak lama kemudian anaknya pasti akan bercerita kepadanya.

Malam hari saat sekeluarga bersantai, si bungsu menghampiri ibunya dengan gontai dan berkata, "Bu, tadi di sekolah aku di panggil oleh pak guru ke ruangannya. Gara-garanya begini bu. Ibu jangan marah dulu ya. Tadi ada teman cewek menangis gara-gara si Toni, temen yang sering kemari itu loh Bu, Ibu tau kan? Dia melecehkan cewek itu dengan kata-kata kotor, ceweknya nangis lapor ke guru, trus Toni dipanggil ke ruang guru. Yang hebatnya Bu, Toni bilang ke pak guru kalau aku yang ngajarin dia ngomong kotor. Aduh bu, dia benar-benar keterlaluan. Memfitnah itu namanya. Ibu nggak percaya kan kalau aku ngajarin Toni begitu? Suer Bu, aku nggak pernah begitu ke dia! Keluar dari ruang guru, di depan kelas Toni nangis-nangis Bu, nyalahin aku katanya gara-gara aku dia kena hukuman" dengan nada berapi-api si bungsu melepas uneg-unegnya.

Keesokan harinya dan beberapa hari berikutnya, kasus masih berlanjut. Beberapa teman menjauhi si bungsu karena justru dia yang dituduh sebagai biang kerok, penjahat lah, penyebar fitnah, dan lain-lain. Beberapa teman pun menyalahkan si bungsu bahkan menyuruhnya minta maaf kepada Toni.

"Sungguh tidak adil ya Bu, aku yang nggak salah, kok aku yang disuruh minta maaf?" kata si bungsu mengeluh ke ibunya. Ayahnya yang diam-diam mengikuti kisah si anak, memutuskan saatnya berbicara. "Nak, kalau Kamu merasa benar, tetap pegang kebenaranmu itu. Ayah yakin, Sikap teman-temanmu itu hanyalah sementara, nanti mereka pasti tau siapa yang punya kualitas yang baik. Temanmu Toni, berbuat salah. Tidak ada salahnya Kamu memaafkan dia kan?"

"Dia sudah begitu menyakiti aku, apa untungnya memaafkan dia yah?" tanya si bungsu penasaran. "Loh, apa ruginya memaafkan dia?" jawab ayah sambil tersenyum. "Coba perhatikan. Sejak kejadian itu, setiap hari kamu ngomel melulu, sebel, marah-marah, tidak konsen belajar, tidak happy. Nah, Apa untungnya Kamu seperti itu? Dengan memaafkan Toni dan kembali bersikaplah seperti dulu lagi. Orang serumah happy, Kamu juga kembali happy, nah nggak rugi kan memaafkan itu? Damai dan nyaman semuanya."

Pembaca yang budiman,

Kesalahan orang kepada kita, apapun bentuknya, jika terus kita simpan dan pikirkan, maka hati ini akan terasa panas adanya alias badmood. Konsen kita di pekerjaan pun pasti akan terganggu. Tiba-tiba kita menjadi mudah jengkel dan marah-marah terhadap hal lain yang mungkin tidak terkait sama sekali.

Puasa di bulan Ramadhan ini, sungguh saat tepat untuk mengingatkan kita, agar kita mampu menahan godanya nafsu, terutama amarah dan kebencian. Mari berlatih untuk memaafkan, mengampuni. Bukan sekedar lipservice, tetapi ikhlas dari lubuk hati. Agar Idul Fitri nanti menjadi momen kemenangan kita di mata Illahi. Amin.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan
Selamat Idul Fitri 1429 H,
Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir Batin

Kisah Si Tikus Desa

Alkisah, ada dua ekor tikus bersahabat. Karena keadaan, yang satu tinggal di desa sedangkan yang lain tinggal di kota. Suatu hari, tikus kota berkunjung ke desa sahabatnya. Oleh tikus desa, tikus kota dibawa keliling desanya, disuguhi makanan terbaik ala desa sambil bercerita, "Sahabat, desaku memang sepi tetapi hawanya begitu sejuk dan suasananya damai. Makanan pun tersedia dimana-mana di sepanjang lumbung pak tani. Bagaimana menurut pendapatmu?"

Dengan gaya perkotaannya tikus kota menjawab, "Jujur saja sobat, aku sungguh tidak mengerti kenapa kamu betah tinggal di tempat seperti ini. Begitu sepi, dingin, dan seakan-akan tidak ada kehidupan yang berarti. Makanan terbaikmu, rasanya pun juga terlalu hambar bagi lidahku. Sekali waktu datanglah ke kota. Aku akan tunjukkan kepadamu kehidupan yang layak, nikmat, mewah, dan megah. Engkau akan tahu betapa jelek, kotor, dan tidak layaknya tempat tinggalmu ini."

Mendengar cerita tentang kota yang begitu menawan, si tikus desa tertarik untuk ikut ke sana. Setibanya mereka di kota, dengan bangga dibawanya tikus serta berkeliling menikmati indahnya gedung-gedung tinggi, lampu-lampu yang menghiasi sepanjang jalan, keramaian manusia dan kendaraan yang berlalu lalang. Hingga akhirnya mereka sampai ke liang lubang di sebuah rumah mewah kediaman manusia.

"Ayo masuklah. Memang rumah majikanku besar, indah, dan selalu hangat di dalamnya, berbeda sekali dengan rumah desamu kan?" Setelah berkeliling, perut pun terasa lapar. Sambil bercakap-cakap, mereka mengendap-endap memasuki ruang makan. Sungguh hebat makanan di atas meja, banyak dan beragam serta memancarkan aroma yang begitu mengundang selera.

Saat hendak menyantap makanan. Tiba-tiba, "gubrak!" terdengar suara daun pintu dibuka dengan kasar disusul dengan teriakan menggelegar dari orang yang datang itu. Tikus kota spontan berbalik arah dan berteriak "Cepat lari, cepat !" sesegera mungkin mereka pun berlari menyelamatkan diri ke lubang pengaman menghindari caci maki dan kemarahan si penghuni rumah.

Dengan jantung yang masih berdegup kencang karena kaget dan ketakutan, si tikus desa berkata tegas, "Aku mau pulang. Seindah dan semegah apapun di kota, di sini bukanlah tempatku. Ternyata desaku yang sepi dan tenang jauh lebih enak untuk tempat tinggalku. Selamat tinggal sahabat."

Pembaca yang budiman,

Pepatah mengatakan "Rumput tetangga lebih hijau dibanding rumput di halaman sendiri." Kadang kita hidup selalu dengan perbandingkan! Melihat orang lain serasa lebih enak, lebih hebat, lebih kaya, lebih indah dibandingkan diri sendiri. Jika kehebatan orang lain menjadi acuan kita, maka tentulah perasaan tidak bahagia yang senantiasa menyelimuti kita.

Seperti saat ini, setelah berlebaran di kampung halaman, biasanya terjadi urbanisasi besar-besaran. Kembali ke kota dan banyak yang membawa serta sanak saudara dan teman untuk mengais rejeki di kota. Sesungguhnya, jika kaum muda mau menggali potensi yang ada di kampung halaman mereka masing-masing, maka banyak masalah yang akan terpecahkan. Dan banyak prestasi yang bisa diciptakan, desa menjadi maju dan kota tidak perlu pengap karena bertambahnya penduduk yang tidak sesuai dengan perencanaan kota. Sehingga pemerataan pun terjadi. Dengan demikian kehidupan akan selaras penuh keharmonisan.

andrie_wongso

Bangkitlah Pemuda!

Hari ini, tanggal 28 Oktober kita kembali memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tepat 80 tahun silam, beberapa pemuda dari berbagai golongan mencetuskan sumpah yang hingga kini, hampir kita semua menghapalinya. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, itulah inti sumpah yang dianggap sebagai batu pancang persatuan bangsa yang kemudian mengantarkan Indonesia merdeka 17 tahun sesudahnya, yakni pada tahun 1945.

Pemuda memang harapan bangsa. Apalagi, jika ditilik lebih jauh ke belakang, Kebangkitan Nasional pun sebenarnya juga dipelopori oleh generasi muda, yang kala itu tergabung melalui organisasi Boedi Oetomo. Kini, 100 tahun pasca Kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah Pemuda, patut dipertanyakan apa peran para pemuda kali ini?

Reformasi tahun 1998 bisa dikatakan sebagai salah satu simbolisasi gerakan pemuda demi kebangkitan bangsa. Sayangnya, tak banyak perubahan yang terjadi pascakrisis moneter yang melanda beberapa bangsa di dunia. Saat negara lain-termasuk negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand-telah kembali pulih, bangsa ini sepertinya tak kunjung menemui jalan terang. Kalaupun ada sejumlah hal yang mengalami peningkatan, seperti pemberantasan korupsi atau menurunnya angka kemiskinan, hal itu belumlah terlalu signifikan dampaknya bagi kebangkitan bangsa. Lantas, apa sebenarnya yang membuat bangsa kita seolah tak segera mampu bangkit seperti bangsa lainnya?

Barangkali, satu survei yang baru-baru ini dilakukan oleh harian Media Indonesia bisa menjawab pertanyaan tersebut. Dari sekitar 480 responden pemuda yang tersebar di enam kota besar, Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makasar, menyebut bahwa orang Indonesia cenderung malas bekerja. Jumlah yang meyakini orang Indonesia sebagai golongan pemalas mencapai 58,3 persen. Sedangkan yang menyebut orang Indonesia rajin hanya 33,8 persen, dan sisanya mengaku tidak tahu. Jika benar hitungan ini, sungguh merupakan hal yang sangat merugikan kita sebagai bangsa yang besar, subur, dan kaya raya ini.

Sikap malas merupakan salah satu bentuk kemiskinan mental yang akan membuat kita terpuruk dalam jurang ketakberdayaan. Sebaliknya, sikap rajin akan mempercepat langkah untuk segera bangkit dari keterpurukan. Dan ini dibuktikan oleh beberapa negara yang sudah bangkit dari krisis seperti Korea Selatan. Di negeri ginseng itu budaya kerjanya sudah sangat cepat, teratur, disiplin, dan jauh dari kesan pemalas.

Memang, meski hasil survei tersebut tak bisa dikatakan mewakili hal sesungguhnya, tapi setidaknya angka-angka itu menjadi cerminan diri kita sebagai bangsa. Dan, seharusnya pula hal itu bisa kita jadikan sarana evaluasi bersama. Sudahkah kita, sebagai pribadi, punya sikap kaya mental? Sudahkah kita sebagai pemuda harapan bangsa, tak lagi memiliki sikap suka menunda-nunda? Sebab, hanya dengan memulai dari diri sendirilah kita akan mampu bangkit.

Karena itulah, menyambut peringatan Sumpah Pemuda ke-80 ini, mari kita kembangkan sikap kaya mental pada diri masing-masing. Gali dan terus kembangkan potensi demi kemajuan diri dan bangsa Indonesia.

Bosan kita menderita! Saatnya bersama, bersatu bangun Indonesia!!!

andrie_wongso

Prasangka

Dikisahkan, seorang janda miskin hidup berdua dengan putri kecilnya yang masih berusia sembilan tahun. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar demi kelangsungan hidup mereka. Hidup penuh kekurangan membuat si kecil tidak pernah bermanja-manja kepada ibunya seperti anak-anak kecil lainnya.

Suatu hari di musim dingin, saat selesai membuat kue, si ibu tersadar melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia pun keluar rumah untuk membeli keranjang baru dan berpesan kepada putrinya agar menunggu saja di rumah. Pulang dari membeli keranjang, si ibu menemukan pintu rumah tidak terkunci dan putrinya tidak ada di rumah. Spontan amarahnya memuncak. Putri betul-betul tidak tahu diri! Cuaca dingin seperti ini, disuruh diam di rumah sebentar saja malahan pergi bermain dengan teman-temannya!

Setelah selesai menyusun kue di keranjang, si ibu segera pergi untuk menjajakan kuenya. Dinginnya salju yang memenuhi jalanan tidak menyurutkan tekadnya demi kehidupan mereka. Dan sebagai hukuman untuk si putri, pintu rumah di kuncinya dari luar. "Kali ini Putri harus diberi pelajaran karena telah melanggar pesan," geram si ibu dalam hati.

Sepulang dari menjajakan kue, mata si ibu mendadak nanar saat menemukan gadis kecilnya tergeletak di depan pintu. Dengan berteriak histeris segera dipeluknya tubuh putrinya yang telah kaku karena kedinginan. Dengan susah payah dipindahkannyalah tubuh putri ke dalam rumah.

"Putri...Putri...Putri..., bangun, Nak! Ini ibu, Nak! Bangun, Nak! Ibu tidak marah kok. Bangun Putri anakku!" Serunya sambil menangis merung-raung dan berusaha sekuat tenaga membangunkan dengan menguncang-guncangkan tubuh si putri agar terbangun. Tetapi putri tidak bereaksi sama sekali.

Tiba-tiba terjatuh dari genggaman tangan si putri sebuah bungkusan kecil. Saat dibuka, ternyata di dalamnya berisi sebungkus kecil biskuit dan secarik kertas usang. Dengan tergesa-gesa dan tangan yang gemetar hebat, si ibu segera mengenali tulisan putrinya yang masih berantakan tetapi terbaca jelas.

"Ibuku tersayang, Ibu pasti lupa hari istimewa Ibu ya. Hi... hi... hi..., ini Putri belikan biskuit kesukaan ibu. Maaf Bu, uang putri tidak cukup untuk membeli yang besar dan maaf lagi Putri telah melanggar pesan Ibu karena meninggalkan rumah untuk membeli biskuit ini. Selamat ulang tahun, Bu. Putri selalu sayang, Ibu!" Dan meledaklah tangis sang ibu.


Pembaca yang budiman,

Huai Ie, prasangka sering mendatangkan petaka adalah kalimat yang cocok dengan kisah tadi dan penyesalan biasanya datang menyusul di belakang itu. Begitu banyak masalah dan problem di dunia ini muncul karena prasangka negatif maka butuh kedewasaan dalam mengendalikan pikiran agar kebiasaan berprasangka tidak kita layani begitu saja dan sedapat mungkin kita hilangkan. Kita ganti dengan berfikir positif sekaligus hati-hati dengan demikian memungkinkan hubungan kita dengan orang lain akan menjadi harmonis dan membahagiakan.

andrie_wongso

Dia Selalu Ada!

Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka.

Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk di dewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut di bawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.

Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh dibelakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. Sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan "begitu kejam" melepaskan anak-anakNya kedalam dunia yang jahat ini.
Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya, namun satu hal yang pasti.. !
DIA setia,
DIA mengasihi kita,
dan DIA selalu ada bagi kita…

Kupu-kupu

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah terjadi.

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Saya memohon kekuatan, dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon kebijakan, dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.

Saya memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.

Saya memohon cinta, dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.

Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.

Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.

Mengeluh

Hari ini sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak bisa berkata-kata sama sekali.

Sebelum kita mengeluh tetang rasa dari makanan kita, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum kita mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kita mengeluh bahwa Anda mungkin buruk, pikirkan tentang seseorang yang ada pada tingkat yang terburuk dalam hidupnya.

Sebelum kita mengeluh tentang pasangan kita, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepaada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

Hari ini…

Sebelum kita mengeluh tentang hidup kita, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Banyakkan belakangan ini teman-teman kita yang masih begitu muda… Lah kok meninggalnya cepat sekali.

Sebelum kita mengeluh tentang anak-anak, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tapi dirinya mandul.

Sebelum kita mengeluh tentang rumah kita yang kotor karena pekerja rumah tangga tiodak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan.

Sebelum kita mengeluh tentang jauhnya kita telah menyetir mobil, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.

Dan…

Disaat kita lelah dan mengeluh tentang pekerjaan kita, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat, yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti kita.

Sebelum kita menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa.

Beberapa kali saya pernah ditanya oleh seseorang, mungkin Anda pernah tahu bahwa dalam kehidupan saya yang dulu. Saya pernah mengalami sebuah penyakit yang hampir-hampir saja membuat saya tidak ketemu Anda hari ini.

Kemudian banyak orang bertanya, kenapa bisa bertahan? Karena saya tertawa. Saya banyak tertawa. Mungkin saat itu banyak orang yang tidak tahu bahwa saya sakit.

Oh… tertawa itu menyembuhkan

Iya… tertawa itu menyembuhkan. Dan saya selalu mengatakan, ”Saya melihat banyak orang yang sakit jauh lebih parah dari saya dan mereka bertahan. Dan saya mengambil pelajaran yang luar biasa dari kehidupan itu”.

Jadi kalau Anda hanya pilek atau kesleo, atau sakit lutut biasa saja, tapi Anda mengeluh saja dengan hidup Anda. Mungkin, Insyaallah… Anda akan meninggal lebih dulu dari pada orang yang sakit jauh lebih berat dari Anda.

Berhentilah mengeluh. Hidup itu luar biasa. Hidup itu indah.

Dan nikmatilah anugerah hidup yang hari ini Anda dapatkan di depan mata Anda.

Ind siesta

Yang Engkau Alami Selama Ini

Hal yang sangat menyedihkan adalah saat kau jujur pada temanmu, dia berdusta padamu. Saat dia telah berjanji padamu, dia mengingkarinya. Saat kau memberikan perhatian, dia tidak menghargainya.

Hal yang sangat menyakitkan adalah saat kau mengirimkan e-mail pada temanmu, dia menghapus tanpa membacanya. Saat kau membutuhkan jawaban dari e-mailmu, dia tidak menjawab dan mengacuhkannya. Saat bertemu dengannya dan ingin menyapa, dia pura-pura tidak melihatmu. Saat kau mencintainya dengan tulus tapi dia tidak mencintamu. Saat dia yang kau sayangi tiba-tiba memutuskan hubungannya denganmu.

Hal yang sangat mengecewakan adalah kau dibutuhkan hanya pada saat dia dalam kesulitan. Saat kau bersikap ramah, dia terkadang bersikap sinis padamu. Saat kau butuh dia untuk berbagi cerita, dia berusaha untuk menghindarimu.

Jangan pernah menyesali atas apa yang terjadi padamu. Sebenarnya hal-hal yang kau alami sedang mengajarimu.

Saat temanmu berdusta padamu atau tidak menepati janjinya padamu atau dia tidak menghargai perhatian yang kau berikan. Sebenarnya dia telah mengajarimu agar kau tidak berprilaku seperti dia.

Saat temanmu menghapus e-mail yang kau kirim sebelum membacanya atau saat bertemu dengannya dan ingin menyapa, dia pura2 tidak melihatmu. Sebenarnya dia telah mengajarkanmu agar tidak berprasangka buruk dan selalu berpikiran positif bahwa mungkin saja dia pernah membaca e-mail yang kau kirim, atau mungkin saja dia tidak melihatmu.

Dan saat dia tidak menjawab e-mailmu, sebenarnya dia telah mengajarkanmu untuk menjawab e-mail temanmu yang membutuhkan jawaban walaupun kau sedang sibuk dan jika kau tidak bisa menjawabnya katakan kalau kau belum bisa menjawabnya jangan biarkan e-mailnya tanpa jawaban karena mungkin dia sedang menunggu jawabanmu.

Saat kau mencintainya dengan tulus tapi dia tidak mencintaimu atau dia yang kau sayangi tiba2 memutuskan hubungannya denganmu sebenarnya. Dia sedang mengajarimu untuk menerima rencanaNya.

Saat kau bersikap ramah tapi dia terkadang bersikap sinis padamu, sebenarnya dia sedang mengajarimu untuk selalu bersikap ramah pada siapapun.

Saat kau butuh dia untuk berbagi cerita, dia berusaha untuk menghindarimu. Sebenarnya dia sedang mengajarimu untuk menjadi seorang teman yang bisa diajak berbagi cerita, mau mendengarkan keluhan temanmu dan membantunya.

Bila kau dibutuhkan hanya pada saat dia sedang dalam kesulitan, sebenarnya juga telah mengajarimu untuk menjadi orang yang arif dan santun, kau telah membantunya saat dia dalam kesulitan.

Begitu banyak hal yang tidak menyenangkan yang sering kau alami atau bertemu dengan orang-orang yang menjengkelkan, egois dan sikap yang tidak mengenakkan. Dan betapa tidak menyenangkan menjadi orang yang dikecewakan, disakiti, tidak dipedulikan/dicuekin, tidak dihargai, atau bahkan mungkin dicaci dan dihina.

Yang paling berharga adalah.Sebenarnya orang2 tsb. sedang mengajarimu untuk melatih membersihkan hati dan jiwa, melatih untuk menjadi orang yang sabar dan mengajarimu untuk tidak berprilaku seperti itu.

Mungkin Tuhan menginginkan kau bertemu orang dengan berbagai macam karakter yang tidak menyenangkan sebelum kau bertemu dengan orang yang menyenangkan dalam kehidupanmu dan kau harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia itu yang telah mengajarkan sesuatu hidupmu.

Ind siesta

bila tiba waktu berpisah

di bawah naungan langit biru dan segala hiasannya yang indah tiada tara
di atas hamparan bumi dengan segala lukisannya yang panjang terbentang
masih kudapatkan dan kurasakan curahan rahmat dan berbagai nikmat
yang kerap Kau berikan
tapi bila tiba waktu berpisah,
pantaskah ku memohon diri??
tanpa setetes syukur di samudera rahmat-Mu...

di siang hari kulangkahkan kaki bersama ayunan langkah kekasihku
di malam hari kupejamkan mata bersama bayangan orang yang kucintai
masih kudapatkan dan kurasakan keramaian suasana dan ketenangan jiwa
tapi bila tiba waktu berpisah,
akankah ku pergi seorang diri??
tanpa bayang-bayang dia yang menemani

ketika kulalui jalan-jalan yang berdebu yang selalu mengotori tubuhku
ketika kuisi masa-masa yang ada dengan segala sesuatu yang tiada arti
masih bisa ku menghibur diri
tubuhku kan bersih dan hari esok akan lebih baik
tanpa sebersit keraguan
tapi bila tiba waktu berpisah,
masih adakah kesempatan bagiku??
tuk membersihkan jiwa dan hatiku

setiap kegagalan yang membawa kekecewaan
setiap kenyataan yang menghadirkan penyesalan
masih kudengar dan kurasakan
suara-suara yang menghibur
tuk menghapus setiap kecewa dan sesal
tapi bila tiba waktu berpisah,
adakah yang menghiburku??
akankah ku pergi tanpa kekecewaan dan penyesalan??

Tuesday, October 28, 2008

Menata Timbangan Diri

dakwatuna.com - “Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwa itu, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)
Maha Besar Allah yang telah menciptakan dunia begitu indah. Awan pekat berbondong-bondong digiring angin. Hujan bersih menitik dari langit. Tumbuh-tumbuhan pun menghijau, menyegarkan pandangan mata. Dan, menyejukkan hati yang gelisah.
Saatnya diri untuk bercermin. Menengok seberapa kotor wajah karena terpaan debu kehidupan. Saatnyalah, menimbang diri dengan penuh kejernihan.

Resapilah bahwa diri terlalu banyak dosa, bukan sebaliknya
Di antara bentuk kelalaian yang paling fatal adalah merasa tidak punya dosa. Yang kerap terbayang selalu pada kebaikan yang pernah dilakukan. Dari sinilah seseorang bisa terjebak pada memudah-mudahkan kesalahan. Bahkan, bisa menjurus pada kesombongan. “Sayalah orang yang paling baik. Pasti masuk surga!”
Dua firman Allah swt. menyiratkan orang-orang yang lalai seperti itu. “Katakanlah, ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?’ Yaitu, orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Bentuk lain dari sikap ini, adanya keengganan mencari fadhilah atau nilai tambah sebuah ibadah. Semua yang dilakukan cuma yang wajib. Keinginan menunaikan yang sunnah menjadi tidak begitu menarik. Ibadahnya begitu kering.
Padahal, Rasulullah saw. tak pernah lepas dari ibadah sunnah. Kaki Rasulullah saw. pernah bengkak karena lamanya berdiri dalam salat. Isteri beliau, Aisyah r.a., mengatakan, “Kenapa Anda lakukan itu, ya Rasulullah? Padahal, Allah sudah mengampuni dosa-dosa Anda?” Rasulullah saw. menjawab, “Apa tidak boleh aku menjadi hamba yang senantiasa bersyukur?”
Beliau saw. pun mengucapkan istighfar tak kurang dari tujuh puluh kali tiap hari. Setiapkali ada kesempatan, beliau saw. selalu memohon maaf kepada orang-orang yang sering berinteraksi dengan beliau. Beliau saw. khawatir kalau ada kesalahan yang tak disengaja. Kesalahan yang terasa ringan buat diri, tapi berat buat orang lain.

Berlatih diri untuk menerima nasihat, dari siapapun datangnya
Boleh jadi, sebuah pepatah memang cocok buat diri kita: gajah di pelupuk mata tak tampak, sementara kuman di seberang lautan jelas terlihat. Kesalahan orang lain begitu jelas buat kita. Tapi, kekhilafan diri sendiri seperti tak pernah ada.
Jadi, tidak semua orang yang paham tentang teori salah dan dosa mampu mendeteksi dan mengoreksi kesalahan diri sendiri. Rasulullah saw. pernah menyampaikan hal itu dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, “Pada hari kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, ‘Hai Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan munkar?’ Orang tersebut menjawab, ‘Ya, benar. Dahulu aku menyuruh berbuat ma’ruf, sedang aku sendiri tidak melakukannya. Aku mencegah orang lain berbuat munkar sedang aku sendiri melakukannya.”
Dari situlah, seseorang butuh bantuan orang lain untuk menerima nasihat. Cuma masalah, seberapa cerdas seseorang menyikapi masukan. Kadang, emosi yang kerdil membuat si penerima nasihat banyak menimbang. Ia tidak melihat apa isi nasihat, tapi siapa yang memberi nasihat. Dan inilah di antara indikasi seseorang terjebak dalam sifat sombong. Sebuah sifat yang selalu menolak kebenaran, dan mengecilkan keberadaan orang lain.

Paksakan diri untuk bermuhasabah secara rutin
Sukses-tidaknya hidup seseorang sangat bergantung pada kemampuan mengawasi diri. Seberapa banyak kebaikan yang diperbuat dan seberapa besar kesalahan yang terlakoni. Kalau hasil hitungan itu positif, syukur adalah sikap yang paling tepat. Tapi jika negatif, istighfarlah yang terus ia ucapkan. Kesalahan itu pun menjadi pelajaran, agar tidak terulang di hari esok.
Masalahnya, orang yang cenderung santai, sulit melakukan muhasabah secara jernih. Timbangannya selalu miring. Yang terlihat cuma kebaikan-kebaikan. Sementara, dosa dan kesalahan tenggelam dengan tumpukan angan-angan.
Muhasabah yang tidak jernih kerap menonjolkan amalan dari segi jumlah. Bukan mutu. Padahal, Allah swt. tidak sekadar melihat jumlah, tapi juga mutu. Bagaimana niat amal, seberapa besar kesadaran dan pemahaman dalam amal tersebut. Dan selanjutnya, sejauhmana produktivitas yang dihasilkan dari amal.
Bahkan boleh jadi, orang justru jatuh dalam kesalahan ketika proses amalnya menzhalimi orang lain. Atau, amal yang dilakukan menciderai hak orang lain. Umar bin Khaththab pernah memarahi seorang pemuda yang terus-menerus berada dalam masjid, sementara kewajibannya mencari nafkah terlalaikan.
Umar bin Khaththab pula yang pernah memberikan nasihat buat kita semua. “Hisablah diri kamu sebelum kamu dihisab. Timbanglah amalan kamu sebelum ia ditimbang. Dan bersiap-siaplah menghadapi hari kiamat (hari perhitungan).”

Gandrungkan hati untuk tetap rindu pada lingkungan orang-orang saleh
Rasulullah saw. pernah bersabda, “Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya. Maka, hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan pendamping.” (HR. Ahmad)
Nasihat Rasul ini tentu tidak mengharamkan seorang mukmin mendekati orang-orang yang tinggal di lingkungan buruk. Karena justru merekalah yang paling berhak diajak kepada kebersihan Islam. Tapi, ada saat-saat tertentu, seseorang lebih cenderung berada pada lingkungan negatif daripada yang baik. Bukan karena ingin berdakwah, tapi karena ingin mencari kebebasan. Di situlah ia tidak mendapat halangan, teguran, dan nasihat. Nafsunya bisa lepas, bebas, tanpa batas.
Ketika seseorang berbuat dosa, sebenarnya ia sedang mengalami penurunan iman. Karena dosa sebenarnya bukan pada besar kecilnya. Tapi, di hadapan siapa dosa dilakukan. Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah memandang kecil (dosa), tapi pandanglah kepada siapa yang kamu durhakai.” (HR. Aththusi)
oleh : Muh. Nuh

Orang-orang yang dido'akan Malaikat

Ditulis dalam Artikel, Buku, Renungan, Situs Islami pada 09:13:30 oleh Esa
Insya Allah berikut inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga Malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan
mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan”
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa
ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”. (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia
melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang
ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya
berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang - orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa “sunnah” (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat
kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar,”Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)
—–
Sumber Tulisan Oleh :
Syaikh Dr. Fadhl Ilahi (Orang-orang yang Didoakan Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir,
Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu juga, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah naik mimbar kemudian berkata, "Amin, Amin, Amin." Ditanyakan kepadanya, "Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin?" Beliau bersabda, "Artinya : Sesungguhnya Jibril 'Alaihis salam datang kepadaku, dia berkata, "Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan "Amin", maka akupun mengucapkan Amin...."

[Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 3/192 dan Ahmad 2/246 dan 254 dan Al-Baihaqi 4/204 dari jalan Abu Hurairah. Hadits ini shahih, asalnya terdapat dalam Shahih Muslim 4/1978. Dalam bab ini banyak hadits dari beberapa orang sahabat, lihatlah dalam Fadhailu Syahri Ramadhan hal.25-34 karya Ibnu Syahin]

Disalin dari Sifat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, hal. 27-28, Pustaka Al-Haura.

Yang lebih lengkap lagi akan saya salinkan dari buku Birrul Walidain oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, hal. 44-45 terbitan Darul Qalam. Artinya: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, "Amin, amin, amin". Para sahabat bertanya. "Kenapa engkau berkata 'Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?" Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata : 'Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!' maka kukatakan, 'Amin', kemudian Jibril berkata lagi, 'Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!', maka aku berkata : 'Amin'. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata lagi. 'Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!' maka kukatakan, 'Amin".

[Hadits Riwayat Bazzar dalama Majma'uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 dishahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka'ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir bin Abdillah)]

Al Muflisun (Orang yang Bangkrut / Pailit)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (( أَتَـدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ ؟ )) قَالُواْ : (( اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ )) فَقَالَ : (( إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِيْ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأّتِيْ قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هذَا وَأَكَلَ مَالَ هذَا وَسَفَكَ دَمَ هذَا وَضَرَبَ هذَا فَيُعْطَى هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ إُخِذَ مِنْ خَطَايَا هُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِيْ النَّارِ ))

Mufradat Hadits ( Kosa Kata )
أَ : Apakah سَفَكَ - يَسْفِكُ : Membunuh
دَرَى – يَدْريْ : Mengetahui ضَرَبَ – يَضْرِبُ : Memukul
المُفْلِسُ : Orang yg bangkrut (pailit) فَنِيَ – يَفْنِيْ : Habis, hancur
دِرْهَمٌ : Uang خَطَايَا جمن خَطِيْـئَةٍ : Dosa
مَتَاعٌ :Harta طَرِحَ – يَطْرَحُ :Melempari
شَتَمَ _ يَشْتُمُ : Mencela قَضَى – يَقْضِيْ : Memenuhi, melunasi
قَذَفَ – يَقْذِفُ :Menuduh (berzina)

Sekilas Tarjamah Perawi
Beliau adalah Abdurrahaman bin Shakhr ad-Dausiy al-Yamani. Dijuluki (Kunyah) Abu Hurairah. Beliau menetap di Madinah al-Munawarah dan meninggal di sana pada tahun 57 H.

Tarjamah Hadits
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya : Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut ( pailit ) itu ? Maka mereka ( para sahabat ) menjawab : orang yang pailit di antara kita adalah orang yang tidak mempunyai uang dan harta. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan : orang yang pailit dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, namun dia datang dan (dahulu di dunianya) dia telah mencela si ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah si itu dan telah memukul orang lain ( dengan tidak hak ), maka si ini diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak pahala ini, dan si itu diberikan sedemikian juga, maka apabila kebaikannya sudah habis sebelum dia melunasi segala dosanya ( kepada orang lain ), maka kesalahan orang yang didzalimi di dunia itu dibebankan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke api neraka. (( HR. Muslim ))
Shahih al-Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shillah waa al-Adab, No :46 78)
Keterangan singkat.
Di dunia ini, mungkin banyak orang-orang yang merasa kuat dapat membebaskan diri mereka dari jeratan hokum akibat perbuatan dzalim mereka terhadap orang lain, baik berupa hutang, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh Allah, mencaci maki orang lain dan sebagainya, namun tidak demikian dengan hukum dan keadilan yang Allah tegakkan di hari kiamat kelak, pada saat itu tidak seorang-pun yang dapat membebaskan diri dari kesalahannya selama di dunia yang dia tak pernah bertaubat dan menyesalinya, orang yang mereka dzalimi datang kehadapan Allah mengadukan kedzaliman orang tersebut sedang ia bergantung dengan kepala saudaranya sambil berkata : wahai Tuhan-ku tananyakan kepada orang ini ( yang telah membunuhku ) kenapa dia telah membunuhku di dunia ? dan sebagainya, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat kepada ummatnya dengan sabdanya : Barangsiapa disisi ada perbuatan dzalim terhadap saudaranya, maka hendaklah ia meminta dihalalkan ( dimaafkan ) sekarang sebelum datang hari yang tidak berlaku pada saat itu emas atau perak.sebelum diambil darinya kebaikannya untuk membayar kedzalimannya terhadap saudaranya, dan jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka dibebankan kepadanya keburukan saudaranya itu kepadanya. HR.Bukhari.
Oleh karena itu, segeralah kita membabaskan diri kita dari mendzalimi orang lain, penuhilah setiap yang mempunyai hak akan haknya, dan jangan menunggu hari hari esok karena tidak seorangpun yang mengetahui akan keberadaannya di esok hari.

5. Kandungan hadits :
Hadits ini menerangkan akan adanya pembalasan di hari kiamat.
Orang yang mendzalimi saudaranya di dunia, sedang dia belum bertaubat dari kedzaliman tersebut dengan meminta maaf atau mengembalikan haknya, maka dia harus membayarnya dengan kebaikannya, dan apabila kebaikannya telah habis maka dosa orang yang didzalimi tersebut akan dibebankan kepadanya sampai semuanya terpenuhi.
Muflis adalah orang yang di akhirat nanti pahalanya habis untuk membayar kedzalimannya dan menerima limpahan dosa dari orang yang didzaliminya sebagai pembayaran atas kedzaliman yang dilakukannya ketika di dunia.

Thursday, October 23, 2008

Indahnya Cinta di Bawah Guyuran Air Hujan...

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Oktober bulan penghujan, tiada hari kecuali air mengguyur hati yang kering dengan siraman rahmat_Nya… terkadang manusia lalai mensyukurinya, sehingga rahmatpun dipandang laknat…
Dengan hati yg insya Allah selalu berusaha basah dg kalimat thayibah, setitik azzam, tekad yg membara utk memperbaiki diri, bersama kafilah dakwah… kajian pekananpun alhamdulillah tiada pernah kita tinggalkan…
Saudaraku yg dimuliakan Allah, liqo’ kemarin sore (23 Oktober 2008) dilaksanakan di Masjid Al Idrisi dlm suasana yg ceria, diliputi ukhuwah dan penuh cinta…bunyi hujan yg turun rintik2 seolah lantunan do’a alam bagi insan yg sedang mantafakuri ayat-ayat_Nya… subhanallah…
Hadir dlm liqo’ ini akhi-akhi kita :
 Ari Susanto
 Slamet Turseno
 Iman Sadesmesli
 Iwan Erik
 Bisma
 Tommy Nautico
Semoga Allah istiqomahkan kita dlm upaya memperbaiki diri… Erfan dan Nurman ijin gak bias datneg krn sedang tugas ke lapangan. Oh ya, beliau2 minta do’anya agar Allah mudahkan urusannya dan lindungi keselamatannya. Amin.

Ocre, liqo’ pekan ini dimulai jam 16.40. Pada liqo’ kali ini, yang bertugas sebagai moderator adalah akhi Iman Sadesmesli…
Moderator memulai majelis dengan mengucap hamdalah kepada Allah SWT, shalawat kepada Rasul_Nya dan mengajak kita semua untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita…

Acara pertama adalah tilawah Al Qur’an yg masing2 peserta membaca setengah halaman dari Al Qur’an …
Yg lainnya menyimak dg seksama dan membetulkan jika ada bacaan yg kurang pas tajwidnya… acara tilawah ditutup dg sedikit pemahaman ttg tajwid.
Acara selanjutnya yakni mengkaji kitab kuning… malam ini pembacaan kitab hadits diamanahkan kepada akhi Tomy Nautico… diambilkan dari kitab berjudul Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al ‘Asqolani.
Beliau menerangkan tentang bab Adzan. Penjelasan lebih detail tentang sejarah adzan, sebagai berikut :
…Saat itu Islam telah mantap di Yastrib. Shalat lima kali sehari secara teratur didirikan secara berjamaah. Ketika waktu shalat tiba, masyarakat akan berkumpul di tempat mesjid yang sedang dibangun. Masing-msing menentukan waktu dengan melihat posisi matahari di langit, atau lewat tanda awal terbitnya matahari di ufuk timur, atau tenggelamnya di ufuk barat. Namun pendapat mereka dapat berbeda-beda. Maka Nabi merasa perlu adanya suatu cara memanggil masyarakat untuk shalat ketika waktunya tiba. Pada mulanya, beliau berpikir untuk menunjuk seseorang untuk meniupkan terompet seperti yang dilakukan kaum Yahudi, tetapi beliau kemudian memutuskan untuk menggunakan genta yang terbuat dari kayu, naqus, seperti yang dilakukan umat Kristen di Timur pada waktu itu. Maka 2 lembar kayu dibentuk denta untuk kegunaan itu.

Namun genta itu akhirnya tidak pernah digunakan karena pada suatu malam, seorang Khazraj, Abd Allah ibn Zayd, yang ikut dalam Aqabah Kedua, bermimpi. Dia menceritakannya kepada Rasulullah.
Dalam mimpi itu ada seseorang lewat didepanku mengenakan dua baju berwarna hijau dan ia membawa naqus. Lalu aku bertanya kepadanya,
"Hai Hamba Allah! Maukah engkau menjual naqus itu kepadaku?"
"Apa yang akan kau lakukan dengannya?" ujar lelaki itu.
"Ia akan kami gunakan untuk memanggil orang-orang untuk shalat." jawabku.
"Maukah engkau bila kutunjukkan satu cara yang lebih baik?" tanyanya.
"Cara apa itu?"
"Hendaknya engkau mengucapkan,
Allahu Akbar Allahu Akbar , lelaki berbaju hijau mengulangi takbir sebanyak 4 kali.
Asyhadu alla ilaha illallah (2 kali)
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2 kali)
Hayya 'alash sholah (2 kali)
Hayya 'alal falah (2 kali)
Allahu Akbar Allahu Akbar
La ilaha illallah
Nabi menegaskan bahwa mimpi Abd Allah itu benar. Maka beliau menyuruh dia pergi ke Bilai agar ucapan yang didengar dalam mimpinya itu diajarkan kepadanya.

Selanjutnya moderator meneruskan acara berikutnya, yakni kultum, kuliah tujuh menit… dan utk malam ini kultum akan disampaikan oleh ikhwah kita, akhi Iwan Erik…
….Setelah Ramadhan Berlalu…
Setelah bulan Ramadhan berlalu, orang akan terbagi menjadi beberapa bagian,
namun secara garis besarnya mereka terbagi dua kelompok:Kelompok yang pertama:
Orang yang pada bulan Ramadhan tampak sungguh-sungguh dalam ketaatan, sehinggga orang tersebut selalu dalam keadaan sujud, shalat, membaca Al-Quran atau
menangis, sehingga bisa-bisa anda lupa akan ahli ibadahnya orang-orang terdahulu
(salaf). Anda akan tertegun melihat kesungguhan dan giatnya dalam beribadah.
Namun itu semua hanya berlalu begitu saja bersama habisnya bulan Ramadhan, dan
setelah itu ia kembali lagi bermalas-malasan, kembali mendatangi maksiat
seolah-olah ia baru saja dipenjara dengan berbagai macam ketaatan kembalilah ia
terjerumus dalam syahwat dan kelalaian. Kasihan sekali orang-orang seperti ini.
Sesungguhnya kemaksiatan itu adalah sebab dari kehancuran karena dosa adalah ibarat luka-luka, sedang orang yang terlalu banyak lukanya maka ia mendekati
kebinasaan. Banyak sekali kemaksitan-kemaksiatan yang dapat menghalangi seorang
hamba untuk mengucap “La ilaha illallah” ketika sakaratul maut.
Setelah sebulan penuh ia hidup dengan iman, Al-Quran serta amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah, tiba-tiba saja ia ulangi perbuatan-perbuatan
maksiatnya di masa lalu. Mereka itulah hamba-hamba musiman mereka tidak mengenal
Allah kecuali hanya pada satu musim saja (yakni Ramadhan), atau hanya ketika di
timpa kesusahan, jika musim atau kesusahan itu telah berlalu maka ketaatannyapun
ikut berlalu.Kelompok yang kedua: Orang yang bersedih ketika berpisah dengan
bulan Ramadhan mereka rasakan nikmatnya kasih dan penjagaan Allah, mereka lalui
dengan penuh kesabaran, mereka sadari hakekat keadaan dirinya, betapa lemah,
betapa hinanya mereka di hadapan Yang Maha Kuasa, mereka berpuasa dengan
sebenar-benarnya, mereka shalat dengan sungguh-sungguh. Perpisahan dengan bulan
Ramadhan membuat mereka sedih, bahkan tak jarang di antara mereka yang
meneteskan air mata.
Apakah keduanya itu sama? Segala puji hanya bagi Allah! Dua golongan ini
tidaklah sama, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Barang siapa berpuasa siang hari di bulan Ramadhan dan shalat di malam harinya, melakukan kewajiban-kewajibannya, menahan pandangan-nya, menjaga anggota badan serta menjaga shalat jum’at dan jama’ah dengan sungguh-sungguh untuk menyempurnakan ketaatannya sesuai yang ia mampu maka bolehlah ia berharap
mendapat ridha Allah, kemenangan di Surga dan selamat dari api Neraka. Orang
yang tidak menjadikan ridha Allah sebagai tujuannya maka Allah tidak akan
melihatnya.Jangan seperti orang yang merusak tenunan yang kuat hingga bercerai
berai
Hati-hatilah, jangan seperti seorang wanita yang memintal benang (menenun) dari kain tersebut ia bikin sebuah gamis atau baju. Ketika semuanya telah usai dan
nampak kelihatan indah, maka tiba-tiba saja ia potong kain tersebut dan ia cerai
beraikan, helai-demi helai benang dengan tanpa sebab.
Berhati-hati jualah Anda! jangan sampai seperti seorang yang diberi oleh Allah
keimanan dan Al-Quran namun ia berpaling dari keduanya, dan ia lepaskan keduanya
sebagaimana seekor domba yang dikuliti, akhirnya ia masuk keperngkap syetan
sehingga jadi orang yang merugi, orang yang terjerumus di dalam jurang yang
dalam, menjadi pengikut hawa nafsunya, Naudzu billah mindzalik.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, artinya: “Dan bacakanlah kepada mereka berita kepada orang yang telah kamu berikan kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian mereka melepaskan diri dari ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh syetan sampai ia tergoda, maka jadilah ia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki sesunguhnya Kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu. Tetapi ia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannnya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membarrkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpa-maan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami maka ceritaklah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.“ (Al-A’raaf: 175-176).
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya jika anak adam
meninggal maka putus sudah amalnya..” Maka dari sini tiada yang membatasi atau
memutuskan amal ibadah kecuali bila telah datang maut. Jadi meskipun bulan
Ramadhan telah berlalu maka seoarang Mukmin hendaknya jangan berhenti dari
menjalankan puasa, karena masih banyak puasa-puasa yang lain yang di syariatkan
dalam waktu setahun seperti puasa tiga hari dalam tiap bulan, puasa senin kamis,
puasa Arofah dan lain-lain. Demikian juga meskipun qiyam di bulan Ramadhan
(tarawih) telah usai maka seorang mukmin janganlah berhenti dari menjalakan
shalat malam.
Maka hendaklah Anda bersemangat untuk tetap teruskan kontinyu dalam beribadah sesuai dengan kemampuan Anda, dan perlu Anda ketahui beberapa cara untuk tetap berada di atas dinnullah dan ketaatan kepada-Nya:
1. Berdo’a supaya senantiasa tetap diatas agama Allah, sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam banyak-banyak membaca do’a, dengan sabdaNya: “Wahai dzat yang membolak-balikkan hati tetapkan-lah hatiku di atas agama-Mu: (HR. At-Tirmidzi 4/390).
2. Sabar, firman Allah (Al-Ankabut: 58-59).
3. Menelusuri jejak orang-orang shaleh, firman Allah (Hud: 120).
4. Dzikrullah dan membaca Al-Quran.
5. Mempelajari ilmu syar’I dan meng-amalkannya, firman Allah (An Nahl: 102).
Terakhir, ketahuilah bahwa termasuk ciptaan Allah adalah Surga, yang jika anda
ingin mendatanginya nampak penuh dengan kesusahan, dan ciptaan Allah yang lain
adalah neraka, yang jika anda mendatanginya terasa sangat menyenangkan. Surga
itu dihijab dengan hal-hal yang tidak disukai hawa nafsu, sedangkan neraka
dihijab dengan syahwat dan hal-hal yang menyenangkan. Maka apakah termasuk
orang-orang yang berakal jika seseorang menjual surga dan seisinya dengan
kesenangan yang sesaat.
Jikalau Anda berkata: “Sesungguh-nya meninggalkan syahwat (kesenang-an yang menjerumuskan) itu perkara yang susah dan sulit. Saya (pengarang buku) menjawab:“Sesungguhnya rasa berat itu hanyalah bagi orang-orang yang meninggalkan syahwat bukan karena Allah. Adapun jika anda meninggalkannya secara sungguh-sungguh dan ikhlas, maka tidak akan terasa berat atau susah meninggalkan-nya kecuali pada awal permulaan saja, dan ini untuk menguji apakah benar-benar ingin
meninggalkannnya atau hanya-main-main saja. Jika dalam masa-masa ini mau
bersabar maka anda akan mendapati keutamaan dan kenikmatan dari Allah yang
begitu membahagiakan, karena orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka
Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Sebagai perumpamaan dari hal tersebut, yakni kaum muhajirin yang berhijrah
meninggalkan harta mereka, tanah kelahiran mereka, kerabat dan teman,
semata-mata karena Allah maka akhirnya mengganti dengan rizqi-rizqi luas di
dunia dan di surga.
Nabi Ibrahim alaihis salam ketika pergi meninggalkan kaumnya, bapaknya dan
apa-apa yang mereka sembah selain Allah, akhirnya Allah memberikan putra Ishaq
alaihis salam dan Yakub alaihis salam serta anak turunan yang shaleh, Nabi Yusuf
alaihis salam juga manakala ia bisa menahan nafsu dan menjaganya agar tidak
tergoda rayuan dari majikannya. Dan ia bersabar di dalam penjara, ia lebih suka
kepada penjara tersebut agar menjauhkan diri dari lingkaran kejahatan dan
fitnah. Maka akhirnya Allah mengganti dengan kedudukan yang mulia di muka bumi.
(Sumber; Wa Madza ba’da Ramadhan )

Syukron jazakalloh kepada akhi Iwan Erik atas taujihnya… semoga kita bisa mengambil hikmah dr apa yg beliau sampaikan…

Acara selanjutnya yakni materi inti yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ing. Khafid Beliau menyampaikan materi ttg Esensi Dakwah Ilallah,…

Dakwah adalah usaha terus menerus para da’i (du’aat) yang ditujukan kepada masyarakat yang di dakwahi (mad’uu). Gerakan dakwah secara umum berguna untuk melakukan perobahan melalui konsep terarah. Sasaran dakwah secara hakiki adalah “merubah tatanan dan kebiasaan masyarakat terbelakang (dzulumaat, gelap) kepada tatanan yang lebih maju terang, (an-nuur)”. Sasaran ini akan lebih jelas terlihat dalam pedoman yang diberikan oleh kitab suci Al Quran, diantaranya Surat (2)-Al Baqarah ayat 257; dan juga QS.(5)-Al Maaidah ayat 16, QS.(57)-Al Hadid ayat 9 dan QS.(65)-AthThalaq ayat 11.
Dalam bentuk operasionalnya dakwah memelihara keberadaan, eksistensi manusia yang telah di ciptakan Allah agar selalu melaksanakan tugas mulia dan istimewa sebagai khalifah Allah di permukaan bumi. Upaya dakwah kearah itu tidak boleh berhenti sampai kiamat.
Dakwah ilaa Allah memiliki sisi-sisi mengagumkan, diantaranya dakwah adalah tugas suci (mission sacre) melanjutkan risalah Rasul Allah melalui tabligh (balligh maa unzila ilaika min rabbika), menegakkan kalimat tauhid. Jika dakwah tidak ditunaikan sesuai risalah Islamiah, fa maa ballaghta risaalatahu, pasti akan berjangkit kema’shiyatan dan kekufuran akan menjadi-jadi serta bantuan dari Allah akan terjauh (lihat QS.(5)-Al Maidah ayat 67).
Dakwah menjadi tugas pribadi setiap mukmin. Sasaran yang hendak dicapai dengan kewajiban ini adalah membawa manusia kepada al-khair atau kehidupan yang Islami. Para du’aat dan lembaga dakwah jadinya mengambil peran sebagai meringankan beban pribadi umat yang di bina.
Menjadi kewajiban dakwah untuk menanamkan tanggung jawab timbal balik diantara umat dan pembinanya untuk saling menjaga keberadaan lembaga dakwah dan berkewajiban melahirkan juru dakwah sepanjang masa.
Dakwah memiliki program jelas amar makruf nahi munkar (lihat QS.3:104). Bila amar maruf nahi munkar tidak dilaksanakan terjadi bencana. Rasulullah mencontohkan hidup ini seperti sebuah pelayaran diatas perahu, dengan aturan-aturan yang terang. Tatkala seorang penumpang mencoba melobangi dinding perahu untuk mendapatkan air dengan cepat pada tempat duduknya, jangan dibiarkan saja perbuatan itu. Bila orang tak mau tahu dan bersikap membiarkan perbuatan itu, maka yang akan karam tidak hanya yang melobangi perahu semata, tetapi yang diam melihat (artinya enggan melaksanakan peran amar makruf) akan karam juga (Al Hadist). Dakwah mendapat sanjungan ahsanu qaulan, seruan indah. Ajakannya ditujukan untuk mengajak manusia agar mengikuti perintah Allah, da’aa ilallaah.
Realisasi dari dakwah yang benar senantiasa berbentuk karya nyata, wa ‘amila shalihan atas dasar penyerahan diri sepenuhnya kepada Islam, wa qaala innani minal muslimin, yang terlaksana sebagai bukti ketaatan kepada Khalik.
Yang menjadi ukuran dari amal karya nyata itu adalah tidak menyamaratakan yang baik dan buruk (lihat QS.41-Fush-shilat, ayat 33). Landasan dakwah adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul. Sajian dakwah merupakan implementasi dari Dinul Haq, Agama Islam yang dibuktikan pada terjaganya jalinan hubungan vertikal hablum minallah dan hubungan horizontal hablum minan-naas (lihat QS. (3)-Ali Imran ayat 112).
Rangkaian ibadah dari dakwah ilaa Allah sanggup mengetengahkan rekonstruksi alternatif kehidupan duniawi sejalan dengan kehidupan kedepan (ukhrawi) sesuai wahyu Allah. Agama Islam merupakan ajaran yang solid rahmatan lil ‘alamin (lihat QS. (21)-Al Anbiya’, ayat 107). Solidnya ajaran Islam sesuai bimbingan Kitabullah dan sunnah Rasul sebagai agama fithrah yang damai, alamiah insaniyah, sesuai dengan zaman, mengajarkan hidup harmoni berkemampuan tinggi untuk berdampingan secara damai dengan seluruh umat manusia dalam meujudkan kesejahteraan hakiki. Kaedah-kaedah syar’I yang ditampilkan oleh ajaran agama berisikan perhatian mendalam terhadap pemupukan kesejahteraan materiil dan immateriil, baik dalam tatanan kehidupan sosial secara keseluruhan.
Maka ajaran agama selalu menyeru manusia agar hidup secara baik (shalih) baik secara individu, keluarga, kelompok, bangsa bahkan dunia.

Begitulah rangkaian acara demi acara liqo’ pekanan dilalui dengan penuh cinta…. Ada damba dan ada asa… ukhuwah yg senantiasa terbangun menjadi satu tubuh dan satu keluarga… barokallohulakum…
Sebelum acara ditutup maka ditentukan dulu petugas dan tempat liqo’ pekan depan.
Insya Allah utk tempat.. pekan depan di kontrakan akhi Bisma di Kampung Kandang
Petugas…Moderator : Akhi Ari Susanto
Pembaca Kitab Hadits : Akhi Isya
Kultum : Akhi Slamet Turseno

Demikian liputan tematik kajian pekanan cowok bakos class ’07. Dari pojok Biro Renum, reporter bang_mamet melaporkan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Sunday, October 19, 2008

Bila Ngaji Terasa Nikmat...

aku mengaji
untuk memperbaiki diri
aku mengaji
untuk belajar menghargai
---menghargai diri, ortu, saudara, kerabat, tetangga, guru, dan pemimpin kami---
---menghargai usia, waktu dan pekerjaan kami---
aku mengaji
untuk belajar syukur pada Illahi
aku mengaji
untuk dapat merasakan nikmatnya Iman dan Islam yang hakiki
aku mengaji
untuk bekal di hari nanti
aku mengaji
agar tidak menyesal dihari yang pasti
aku mengaji
agar sampai di Jannah_Nya yang seluas langit dan bumi
aku mengaji
agar bisa melihat wajah_Nya yang elok tak tergambarkan dalam hati
aku mengaji
karena kusadari
hidup tanpa mengaji
bagai jasad tanpa ruh lagi
alias mati…

Alhamdulillah,
makna demi makna dari liqo’ yang diadakan setiap malam jum’at semakin terasa dan semakin dapat kami menikmatinya…
tadi malam (Kamis, 3 April 2008) acara liqo’ atau pengajian pekanan cowok bakos class ’07 terlaksana dengan baik di kontrakan akhi Tommy Nautico di Kampung Kandang…
Hadir dlm liqo’ ini :
• Akhi Tommy Nautico (selaku tuan rumah)
• Akhi Ari Susanto
• Akhi Iwan Erik
• Akhi Slamet Turseno
• Akhi Iman Sadesmesli
• Akhi Erfan Dany
• Akhi Nurman
• Akhi Aldi (PKL)
• Akhi Billy (PKL)
• Kapan yg lainnya nyusul?, kite-kite tunggu loh…!
Acara dimulai sekitar jam delapan malam. Dan tanpa mengurangi makna dan semangat teman2, susunan acara pada liqo’ malam ini ada sedikit pergeseran yakni materi inti didahulukan dari rangkaian acara yang lainnya. Hal ini disebabkan karena murobbi (pembina/ustadz) kami yakni DR. Ing. Khafid (PDKK) harus membagi acara di tempat lain.
untuk liqo’ kali ini, kembali akhi Ari Susanto yang bertugas sebagai moderator…
moderator memulai majelis dengan mengucap hamdalah kepada Allah SWT, shalawat kepada Rasul_Nya dan mengajak kita semua untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita…
“…Sebuah kenikmatan yang luar biasa bahwa kita dikumpulkan oleh Allah SWT di majelis yang mulia… taman-taman surga, kata Rasulullah. Kita berkumpul tetapi tidak sekedar berkumpul. Berkumpulnya kita dilandasi oleh spirit yang sama yakni semangat utk memperbaiki diri, mengenal dien/agama ini dg lebih baik lagi, saling nasihat menasihati dan mengeratkan persaudaraan kita selaku ummat Muhammad SAW…” Demikian kurang lebih kalimat pembuka yang disampaikan oleh akhi Ari Susanto…

Acara selanjutnya yakni materi inti yang disampaikan oleh DR. Ing Khafid. Bahasan pd malam ini yakni tentang Zakat Profesi… (materi ini sebenarnya utk memperdalam pertanyaan akhi Iman Sadesmesli pd pertemuan sebelumnya..)
“ …. Suatu harta dikenakan wajib zakat apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
1.Apabila harta itu menjadi miliknya secara penuh, bukan sebagai pinjaman, titipan ataupun gadai
2.Apabila harta itu diinvestasikan (dikembangkan) atau memungkinkan untuk diinvestasikan seperti uang, emas, perak atau surat-surat berharga.
3.Apabila harta itu mencapai nishab zakat (batas minimal kena zakat). Nishab emas, perak, uang, harta bisnis atau yang menyerupainya adalah setara 85 gram (dari emas murni dan 24 karat). Nishab zakat tanaman dan buah-buahan adalah 5 Ausaq (setara 652 kg). Adapun nisab ternak adalah tergantung jenis hewannya (unta dan sejenisnya: 5 ekor, Sapi dan sejenisnya: 30 ekor, domba dan sejenisnya: 40 ekor).
4.Apabila harta tersebut merupakan kelebihan (net income) dari kebutuhan pemilik harta dan orang-orang yang ditanggungnya (seperti anak, istri dan orang tua
yang bergantung pada pemilik harta tersebut) selama setahun. Yang dimaksud kebutuhan di sini adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia untuk mempertahankan hidupnya secara layak tanpa berlebihan dan pemborosan.
5.Apabila harta tersebut terbebas dari hutang. Apabila harta tersebut mempunyai beban hutang maka kewajiban zakatnya dikenakan setelah dipotong beban hutang.
6.Apabila harta tersebut dimilikinya selama satu tahun Hijriyah (Haul). Apabila kurang dari itu atau pada saat mencapai satu tahun hartanya berkurang dan tidak
mencapai nishab maka ia tidak dikenakan kewajiban zakat. Dan dikecualikan dari kewajiban syarat Haul adalah harta pertanian, buah-buahan dan rikaz (harta
karun), pada harta tersebut diwajiban zakat pada saat panen atau menemukannya.
7.Apabila harta itu diperoleh dengan cara halal dan baik karena Allah tidak menerima harta yang diperoleh dengan cara haram. Adapun harta yang diperoleh dengan haram maka itu harus dikembalikan kepada pemiliknya dan apabila tidak tahu maka sebaiknya diinfaqkan pada fasilitas milik ummah/ umum tanpa memberi tahu statusnya. Dan itu bukan zakat tapi mengembalikan hak orang lain kepada pemilik haknya.

Dari syarat-syarat tadi jelaslah harta mana saja yang harus dikeluarkan zakatnya dan harta mana yang tidak dikenakan kewajiban zakat.
•Adapun dasar hukum zakat profesi adalah sebagai berikut:
Para ulama berbeda pendapat tentang dasar hukum zakat profesi, ada yang mengatakan bahwa dasar hukumnya adalah mal mustafad (pendapatan dari hasil kerja), dan
ada pula yang mengatakan bahwa dasar hukumnya adalah qiyas (dianalogykan) kepada zakat pertanian dan buah-buahan.

Tapi pendapat yang pertama adalah lebih tepat karena lebih sesuai dengan realita dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1.Firman Allah:
“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian yang baik-baik dari hasil usahamu dan hasil-hasil yang kami keluarkan dari bumi” QS. Albaqoroh: 267.

2.Hikmah zakat dimana zakat itu diwajibkan pada orang kaya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: “ zakat itu diambil dari orang kayanya dan dibagikan kepada orang miskinnya” HR. Bukhory dan Muslim.

•Apakah dalam mal mustafad diperlukan syarat haul?

Para ulama juga berbeda pendapat tentang hal ini tapi pendapat yang paling kuat adalah tidak perlunya haul tapi cukup syarat nishab. Artinya bahwa harta itu
dikenakan zakat saat kita menerimanya dengan syarat bila mencapai nishab.

•Ukuran nishabnya: menurut pendapat yang paling kuat adalah sama dengan zakatnya uang yaitu 85g (dari emas murni dan jenis 24 karat).

•Rate (jumlah) zakat yang harus dikeluarkan dari zakat profesi adalah 2,5 % dari harta yang sudah mencapai nishab dalam pendapat yang paling masyhur.

•Cara mengeluarkannya:
1.Bulanan: bagi mereka yang mempunyai gaji besar dan mencapai nishab maka dibolehkan untuk mengeluarkannya setiap bulan setelah dipotong kebutuhan primer.
2.Tahunan: bagi mereka yang mempunyai gaji kecil (tidak mencapai nishab dengan hitungan bulanan) dianjurkan untuk menjumlahkannya dalam waktu setahun kemudian dikurangi kebutuhan primernya selama setahun, maka apabila harta tersebut masih tersisa dan mencapai nishab maka dia wajib mengeluarkan zakat 2.5%.

•Adapun yang dimaksud dengan “tidak mampu” adalah orang yang tidak mencapai pada derajat standar hidup layak. Dan standar hidup layak itu berbeda-beda dari
satu negara ke negara lain. Di Indonesia mungkin disebut orang yang tidak sampai pada standar hidup layak adalah orang yang penghasilannya kurang dari Rp10,000,-/ hari. Berbeda lagi dengan di negara kuwait , bahwa orang yang tidak sampai pada derajat standar hidup layak adalah orang yang hanya memiliki satu mobil dan dua AC. Di Australia mungkin beda lagi. Jadi standar tidak mampu lebih bersifat pada status
ekonomi dan sosialnya, dan itu bersifat kondisional dan berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Dalam konteks zakat, kelompok yang berhak untuk mendapatkan zakat adalah ada delapan kelompok. Dua kelompok pertama mewakili orang yang tidak mampu secara financial, yaitu fakir-miskin, mereka adalah orang yang mempunyai harta tapi tidak mencukupi kebutuhan makan hariannya. Adapun kelompok yang lainnya adalah kelompok yang membutuhkan bantuan karena faktor lainnya seperti faktor hutang, perantauan, perjuangan di jalan Allah, meraih kebebasan atau faktor revolusi ideologi. Adapun kelompok amil mendapatkan zakat adalah karena faktor etos kerja.
Perlu dicatat, bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada orang kaya (selain amil) dan orang yang kuat dan sehat sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
“Tidaklah sodaqoh (zakat) itu dihalalkan bagi orang kaya dan tidak pula bagi orang sehat dan kuat” HR. Lima Imam hadits dan Imam Turmudzi.

•Bolehkan membayarkan zakat pada kerabat?
Para ulama sepakat bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada orang yang menjadi tanggungan nafaqahnya seperti istri, anak dan orang tua yang menjadi tanggungan anaknya dan sebaliknya bahwa seorang istri boleh memberikan zakatnya pada suaminya yang miskin karena suami itu bukan tanggungjawab istrinya. Tapi para ulama berbeda pendapat tentang memberi zakat pada keluarga atau kerabat. Pendapat yang paling kuat adalah apabila keluarga/kerabat itu diluar tanggung jawabnya maka mereka boleh mendapatkan zakat bahkan dianjurkan sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
“Memberi zakat pada orang misikin itu adalah sodaqoh, adapun memberi zakat kepada kerabat miskin adalah sodaqoh dan perekat silarurahmi” HR. Ahmad dll.
Wallahu a’lam bishwab

Reference:
-Yusuf Qordowy, DR. Fiqh Zakat, Muassasah arrisalah,1994.
-Husain Sakhotah, DR. Attathbiq al mu’asir li fiqh zakat, Dar Manar al haditsah, 2003.
….”
Merespon materi yg disampaikan ada dua pertanyaan dari peserta liqo’ yakni dari akhi Iman S dan saya (den bagus slamet). Akh Iman menanyakan seputar lembaga atau badan dimana kita bias membayar zakat sedangkan saya menanyakan tentang fenomena zakat produksi.
Utk pertanyaan pertama, DR. Ing Khafid menjelaskan bhw sebenarnya banyak badan yg bias dipercaya utk penyaluran zakat profesi atau umum semisal BAZIS, LAZ, ZISWAF, PKPU, DPU dll… manfaat penyaluran lewat lembaga resmi yakni lebih meratanya dlm pendistribusian zakat key g berhak menerima shg tdk tjd penumpukan zakat pd hanya segelintir mustahik atau penerima zakat.
Utk pertanyaan kedua, DR. Ing Khafid menjelaskan bhw pendistribusian zakat dg program zakat produksi dimana zakat itu lebih ditekankan sbg modal usaha drpd sekedar utk dikonsumsi adl hasil ijtihad utk menumbuhkan kemandirian para penerima zakat shg mereka bisa keluar dari garis kemiskinan bahkan nantinya bs mjd muzakki atau pembayar zakat. Shg asalkan tdk merugikan mustahik dan tdk keluar dr prinsip2 zakat maka sebenarnya secara hukum itu boleh2 saja.

Oke, terima kasih Tadz…
Selanjutnya moderator meneruskan acara berikutnya, oh yah…DR. Ing Khafid pamit utk pergi ke acara yg lainnya… tetapi ngaji tetap terus berjalan…
Acara berikutnya yakni kultum, kuliah tujuh menit… dan utk malam ini kultum akan disampaikan oleh seorang ustadz muda, jebolan pesantren kilat, yg sudah melalang buana dunia hitam dan sekarang sudah taubat..:-) Beliau adalah Al Ustadz Akhunal Fadhil Tommy Nautico Al Samarangy.
Ustadz muda kita ini dengan penuh semangat bak panglima perang yg ditinggal kabur tentaranya menyampaikan materi tentang Fadhilah Sedekah… Subhanallah…. Begitu mengharukan dan sangat menggugah jiwa , beberapa peserta bahkan menitikkan air mata… hi hi hi….
Beberapa hal penting yg disampaikan…
“ …. Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlahganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''

Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba−hamba−Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah rezeki dengan sedekah.'' Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.''

Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.'' Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.''

Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang−orang yang bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).

Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis−shawab. (Hikmah/Republika) ….”

Acara berikutnya yakni pembacaan kitab kuning… malam ini pembacaan kitab diamanahkan juga kepada ustadz muda yg tidak asing lagi di dunia pemetaan. Seorang mantan konsultan dan sekarang mjd salah satu yg sangat diperhitungkan oleh pejabat-pejabat di Medan Gaya Berat dan Pasang Surut Air Laut. Beliaulah Al Ustadz Akhuna Fadhil Erfan Dhani Al Banyumasy.
Inilah petikan hadits yg disampaikan dg penuh semangat oleh beliau, diambilkan dari kitab berjudul Fiqih Sunnah Bab Zakat karya Sayyid Sabiq.
“Turmudzi meriwayatkan dari Abu Kabsyah al Anmari bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tiga hal yang saya bersumpah dengannya (= maknanya benar2 akan terjadi), akan saya sampaikan kepadamu maka ingatlah baik-baik yakni tidaklah akan berkurang harta karena disebabkan zakat. Tidaklah seorang hamba didzalim tetapi kemudian sabar menerimanya melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta melainkan Allah akan membukakan baginya pintu kemiskinan.”
“Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Sesungguhnya Allah SWT menerima zakat dengan tangan kanan_Nya lalu mengasuhnya utk sipemberi zakat sebagaimana seorang mengasuh anak kudanya sehingga sesuap akan menjadi sebesar gunung uhud.”
“Thabrani meriwayatkan dari Jabir ra bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW,”Ya Rasulullah, bgm pendapat Anda bila seseorang menunaikan zakat hartanya..?” Rasulullah SAW menjawab, “Siapa yang membayarkan zakat hartanya, berarti hilanglah kejelekannya.”

Subhanallah… luar biasa… syukran jazakalloh untuk akhi Erfan tausiahnya… mudah2an Allah ringankan dan mudahkan kita utk mengeluarkan zakat... tidak sekedar zakat fitrah tetapi juga zakat maalnya… amien.

Berikutnya adalah tilawah Al Qur’an yg masing2 peserta membaca setengah halaman dari Al Qur’an standar timur tengah…
Yg lainnya menyimak dg seksama dan membetulkan jika ada bacaan yg kurang pas tajwidnya… acara tilawah ditutup dg sedikit pemahaman ttg tajwid. Bgm hukum idzhar, ikhfa, ra’ tarqiq dan ra’ tafhim, dll

Begitulah rangkaian acara demi acara dilalui dengan penuh cinta…. Apalagi setiap acara dipandu dg sangat cantiknya oleh moderator akhi Ari Susanto.
Sebelum acara ditutup maka ditentukan dulu petugas dan tempat liqo’ pekan depan.
Insya Allah utk tempat.. pekan depan di Wisma Asri Pandawa Lima Pabuaran.
Petugas…Moderator : Akhi Bisma
Pembaca Kitab Hadits : Akhi Iman Sadesmesli
Kultum : Akhi Ari Susanto

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

Assalamu'alaikum wr. wb.

Mas Erfan dlm kultumnya meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ada tujuh indikator kebahagiaan dunia yakni :
1. Qalbun Syakirun (Hati yg senantiasa bersyukur atas sgl nikmat Allah SWT)
2. Al Azwajush Sholihah (Istri/pendamping hidup yg sholihah)
3. Al Auladun Abror (Anak yg sholih)
4. Al Bi'atush Sholihah (Lingkungan yg sholih)
5. Al Maal (Harta yg halal)
6. Tafaquh Fiddin (Semangat menuntut ilmu/mengaji)
7. Umur yg barokah
Alhamdulillah mudah2an qt bisa meraih dan merengkuh ketujuh-tujuhnya Amien.

Berikutnya Mas Tommy Nautico membacakan sebuah Kitab Hadits Bulughul Maram bab Thaharah (bersuci). Mas Tommy menjelaskan tentang kesucian air laut dan apa yg ada di dalamnya.

Semuanya dirangkai secara cantik dan menarik oleh moderator Ari Sutanto.

Begitulah gambaran sekilas tentang liqo' cowok bakos class 07 yg diadakan sepekan sekali setiap malam jum'at di Pabuaran. Qita belajar membaca Al Qur'an, Qt belajar menyampaikan nasihat melalui kultum, qt belajar fiqih melalui pembacaan kitab hadits, qt belajar mengelola dan memanajemen acara melalui penugasan sbg moderator serta qt belajar menjadi santri dg mendengarkan taujih atau materi dari murobbi/pembina qita.

Ringkasnya jalannya acara adl sbb :
• pembukaan (oleh moderator)
• tilawah al qur'an (bergantian, setengah2 halaman)
• pembacaan kitab hadits (bergantian tiap pekan)
• kultum (bergantian tiap pekan)
• materi inti (oleh murobbi/pembina)
• diskusi
• penutup

Insya Allah banyak manfaat yg qita rasakan mll kegiatan liqo' yg diikuti oleh 9 orang ini (Slamet Al Purbalinggay, Erfan Al Banyumasy, Iwan Al Damaky, Nurman Al Sidoarjoy, Iman Al Falambangy, Bisma Al Majalengkay, Ari Al Jogjay, Tommy Al Samarangy, Yanuar Al Tegaly). Dan Insya Allah akan segera menyusul yg lainnya...

wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Thursday, October 16, 2008

Kampung Kandang... A Memorable of Experience

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, setelah dua pekan tidak bertemu di majelis liqo’at, kamis sore kemarin kerinduan bertemu saudara di majelis yg diberkahi terlaksana juga. Dalam suasana Syawalan paska Ramadhan yg sangat damai dan sejuk utk beribadah, suasana saling nasihat menasihati dan saling memberi semangat… sangat kuat terasa di dada. Meski sempat diguyur hujan lebat dan petir yang menyambar-nyambar menggetarkan jiwa, namun tidak menyurutkan langkah-langkah Para Pencari Tuhan…

Hadir dlm liqo’ kemarin di kontrakan Ari di Kampung Kandang (16 Oktober 2009) akhi-akhi kita :

1. Slamet Turseno

2. Erfan Dany

3. Tomy Nautico

4. Bisma

5. Muh. Nurman

6. Ari Susanto

7. Dany Hidayana

Untuk liqo’ kali ini, yang bertugas sebagai moderator adalah akhi Slamet…

Moderator memulai majelis dengan mengucap hamdalah kepada Allah SWT, shalawat kepada Rasul_Nya dan mengajak kita semua untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita…

Acara pertama adalah tilawah Al Qur’an yg masing2 peserta membaca setengah halaman dari Al Qur’an …

Yg lainnya menyimak dg seksama dan membetulkan jika ada bacaan yg kurang pas tajwidnya… acara tilawah ditutup dg sedikit pemahaman ttg tajwid. Kali ini pembahasan tentang hokum waqof…

Selanjutnya moderator meneruskan acara berikutnya, yakni KULTUM.

Pada sore hari kemarin, kultum disampaikan oleh akhi Ari Susanto. Beliau menyampaikan tentang Pembuktian Setelah Ramadhan...

Selengkapnya...
”...Bulan yang kaum muslimin berpuasa di siang hari dan bertaraweh pada malam hari.
Bulan yang kaum muslimin isi dengan amal-amalan ketaatan. Belum lama berlalu, kaum muslimin berada dalam bulan yang penuh barakah. Bulan yang kaum muslimin berpuasa di siang harinya dan bertaraweh pada malam harinya. Bulan yang kaum muslimin isi dengan amal-amalan ketaatan.

Kini, bulan itu telah meninggalkan kita. Ia akan menjadi saksi dihadapan Allah swt atas segala yang telah kita perbuat pada bulan tersebut. Segala perbuatan, baik yang berupa amal ketaatan maupun kemaksiatan yang telah dilakukan. Naka sudah tidak tersisa dari bulan tersebut kecuali catatan amal yang akan diperlihatkan kepada kita pada hari akhir nanti. Firman Allah swt :

Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran : 30)

Ibarat seoerang pedagang yang telah selesai melakukan perniagaan, maka ia tentunya akan menghitung, berapa keuntungan atau kerugian yang ia dapatkan. Begitu pula kiranya yang harus dilakukan oleh kaum muslimin, orang-orang yang beriman kepada hari akhir selepas bulan Ramadhan.

Allah swt telah berjanji akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu dengan berpuasa dan sholat taraweh karena iman dan mengharapkan ganjaran darinya. Dan pada bulan tersebut, Allah swt bebaskan orang-orang yang berhak untuk disiksa sehungga ia bebas darinya. Yaitu bagi mereka yang bertaubat kepadanya dengan taubat yang sebenar-benarnya.

Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi kaum yang berfikir bermuhasabah terhadap dirinya; sudahkah bulan tersebut dijadikan saat untuk bertaubat kepada-Nya? Ataukah kemaksiatan masih berlanjut pada bulan yang penuh ampunan tersebut? Jika demikian halnya ia terancam dengan sabda Rasululah saw :

Dan rugilah orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan namun belum mendapatkan ampunan ketika berpisah dengannya.”(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi beliau mengatakan hadits hasan gharib)

Namun, bukan berate sudah tidak ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Karena ampunan-Nya tidaklah di bulan Ramadhan saja. Bahkan selama ajal belum sampai ke tenggorokan, kesempatan bertaubat masih terbuka lebar. Meskipun bukan beraarti seseorang boleh menunda-nundanya. Semestinyalah ia segera melakukannya. Karena kematian bisa datang dengan tiba- tiba dalam waktu yang tidak disangka-sangka. Dan seandainya seseorang mengetahui kapan waktu kematiannya, maka haruslah difahami pula bahwa taubat adalah pertolongan dan taufiq dari Allah swt. Sehingga tidak bisa seseorang memastikan dirinya akan mampu bertaubat sebelum ajal menjalaninya.

Seperti Abu Thalib, paman Nabi saw. Ia tidak bisa bertaubat di akhir hayatnya, padahal yang mengingatkannya adalah manusia terbaik di seluruh dunia yaitu Muhammad saw. Oleh karenanya bersegeralah senantiasa bertaubat atas segala dosa yang telah dilakukan sehingga kita dibersihkan kembali oleh-Nya. Firman Allah swt :

Sesungguhnya Taubat di sisi Allah hanyalah Taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang Kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah Taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu Telah kami sediakan siksa yang pedih. (QS.An-Nisa : 17-18)

Adapun yang telah memanfaatkan Ramadhan dengan amal sholeh, sudah selaknyalah bersyukur kepada Allah swt dan bermohon diberikan keistiqamahan untuk melanggengkan amalan tersebut. Dan, tidak selayaknyalah kita berbangga diri atas banyaknya amalan yang telah kita lakukan bahkan merasa sebagai orang yang paling hebat. Karena kita tidak mengetahui apakah amal sholeh kita itu diterima ataukah tidak oleh Allah swt. Selain itu, tidaklah kita mampu menunaikan ibadah ketaatan kepada-Nya kecuali atas pertolongan dari-Nya.

Bahkan, apabila kita menghitung segala rahmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita dan merasa cukup dengan amalan-amalan kebaikan yang telah dilakukan, sungguh tidaklah setara. Selayaknyalah sebagai seorang abid berlaku tawadlu dan tidak merasa paling baik. Karena itulah sifat-sifat seorang yang beriman, yaitu ia dengan sungguh-sungguh beribadah kepada-Nya namun senantiasa merasa takut kepada Allah swt akan kekurangan dirinya dalam beramal. Firman Allah Swt :

Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, (QS. Al-Mu’minun : 60)

Saudaraku yang semoga dirahmati Allah swt, ketahuilah bahwa Allah swt yang kita ibadahi di bulan Ramadhan adalah yang kita ibadahi pula di luar bulan tersebut. Begitu pula rahmatnya tidaklah terputus dan berhenti dengan berlalunya bulan Ramadhan. Maka, doa yang senantiasa dipanjatkan kepada-Nya di bulan Ramadhan janganlah kita tinggalkan selepasnya. Begitu pula , tilawah al-Qur’an yang senantiasa kita lakukan pada bulan Ramadhan, janganlah kita tinggalkan setelah berlalunya bulan tersebut. Bahkan ibadah puasa pun semestinya kita lakukan meskipun diluar bulan tersebut. Karena masih banyak puasa-puasa sunnah yang memiliki keutamaan yang besar bagi orang yang melaksanakannya. Begitu juga dengan sholat malam, adalah amalan yang harus kita pertahankan, meskipun hanya mampu beberapa rakaat saja. Terjaganya shalat malam adalah salah satu sifat wali-wali Allah swt. Sebagaimana firmannya:

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan. (QS.As-Sajdah : 16)

Juga, bersemangatlah menjadi bagian pengemban dakwah, menyeru manusia untuk kembali kepada Islam, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah perkara yang munkar, karena jalan itulah yang akan menjadikan kita sebagai orang yang diberikan keberuntungan oleh-Nya. Sebagaimana firmannya

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS.Ali Imran : 104).

Terakhir, semoga amalan kita diterima Allah swt dan diberikan kekuatan untuk melanggengkan dan meningkatkannya di bulan-bulan yang akan datang . Dan mudah-mudahan Allah swt mengampuni segala kesalahan kita.

[Ibnu Khaldun Aljabari, Syawal,5, 1429 H]

Acara selanjutnya yakni mengkaji kitab kuning… malam ini pembacaan kitab hadits diamanahkan kepada akhi Bisma… diambilkan dari kitab berjudul Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al ‘Asqolani.

Beliau menerangkan tentang Bab Waktu Sholat.

Selengkapnya klik http://rukyatulhilal.org/jadwalshalat.html.

Acara selanjutnya yakni materi inti yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ing. Khafid, beliau mengupas panjang lebar tentang waktu sholat. Kebetulan beliau adalah anggota tim ru’yatul hilal nasional Dep. Agama. Setelah itu materi dilanjutkan dengan materi urgensi tarbiyah...

Tarbiyah, Sebuah Proses Pembentukan

Tarbiyah… sebenarnya apa tujuan dari tarbiyah itu? Baik murobbi maupun mutarobbi seharusnya paham akan tujuan tarbiyah sehingga tarbiyah tidak hanya sekedar rutinitas tapi ada target atau tujuan yang dicapai.

Pengertian Tarbiyah secara bahasa tansyiah (pembentukan), riayah (pemeliharaan), tanmiyah (pengembangan), dan taujih (pengarahan)
Maka proses tarbiyah yang kita lakukan dengan menggunakan sarana dan media bermacam-macam, seperti halaqah, tatsqif, ta’lim fil masjid, mukhoyyam, lailatul katibah dan lainnya harus memperhatikan empat hal di atas sebagai langkah-langkah praktis untuk sampai pada tujuan strategis, yaitu terbentuknya pribadi muslim atau shalih mushlih.

1.Tansyi’ah (Pembentukan)

Dalam proses tansyi’ah harus memperhatikan tiga sisi penting, yaitu:
a. Pembentukan ruhiyah ma’nawiyah

Pembentukan ruhiyah ma’nawiyah dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan ibadah seperti qiyamul lail, shaum sunnaah, tilawah Qur’an, dzikir, dan lain-lain. Para murabbi harus mampu menjadikan sarana-sarana tarbiyah ruhiyah semisal mabit, lailatul katibah, jalasah ruhiyah, dalam membentuk pribadi mutarobbi pada sisi ruhiyah ma’nawiyahnya dirasakan serta disadari oleh mutarobbi bahwa ia sedang menjalani proses pembentukan ma’nawiyah ruhiyah. Jangan sampai mabit hanya untuk mabit.

b. Pembentukan fikriyah tsaqafiyah

Sarana dan media tarbiyah tsaqofah harus dijadikan sebagai sarana dan media yang dapat membentuk peserta tarbiyah pada sisi fikriyah tsaqafiyah, jangan sampai tatsqif untuk tatsqif dan ta’lim untuk ta’lim, tetapi harus jelas tujuannya bahwa tatsqif untuk pembentukan tasaqofah yang benar dan utuh, ta’lim untuk tsaqofah fid dien dan ini harus disadari dan dirasakan oleh murabbi dan mutarobbi.

c. Amaliyah harakiyah

Proses tarbiyah selain bertujuan membentuk pribadi dari sisi ruhiyah ma’nawiyah dan fikriyah tsaqafiyah juga bertujuan membentuk amaliyah harakiyah yang harus dilakukan secaa bebarengan dan berkisanambungan seperti kewajiban rekruitmen dengan da’wah fardiyah, da’wah amah dan bentuk-bentuk nayrud tarbiyah lainnya, serta pengelolaan halaqoh tarbiyah yang baru sehingga sisi ruhiyah ma’nawiyah dan fikriyah tsaqofiyah teraktualisasi dan terformulasikan dalam bentuk amal nyata dan kegiatan riil serta dirasakan oleh lingkungan dari masyarakat luas.

2.Ar-Riayah (Pemeliharaan)

Kepribadian Islami yang sudah atau muai terbentuk harus dijaga dan dipelihara ma’nawiyah, fikriyah tsaqofiyah dan amaliyahnya dan ditaqwin (dievaluasi) sehingga jangan sampai ada yang berkurang, menurun atau melemah. Dengan demikian kualitas dan kuantitas ibadah ritual, wawasan konseptual, fikrah dan harakah tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Tidak ada penurunan dalan tilawah yaumiyah, qiyamul lail, shaum sunnah, baca buku, tatsqif, liqoat tarbiyah dan aktifitas da’wah serta pembinaan kader.

3. At-Tanmiyah (Pengembangan)

Dalam proses tarbiyah, murabbi dan mutarobbi tidak boleh puas dengan apa yang ada dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, apalagi menganggap sudah sempurna. Murobbi dan mutarrobbi yang baik adalah murobbi dan mutaroobi yang selalu memperbaiki kekurangan dan kelemahan serta meningkatkan kualitas, berpandangan jauh ke depan, bahwa tarbiyah harus siap dan mampu menawarkan konsep perubahan dan dapat mengajukan solusi dan berbagai permasalahan umat dan berani tampil memimpin umat. Oleh karenanya kualitas diri dan jama’ah merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan dalam proses tarbiyah.

4.At-Taujjh (Pengarahan) dan At-Tauzif (Pemberdayaan)

Tarbiyah tidak hanya bertujuan untuk melahirkan manusia yang baik dan berkualitas secara pribadi namun harus mampu memberdayakan dan kualitas diri untuk menjadi unsure perubahan yang aktif dan produktif (Al muslim as shalih al mushlih).

Murobbi dapat mengarahkan, memfungsikan dan memberdayakan mutarobbinya sesuai dengan bidang dan kapasitasnya. Mutarobbi siap untuk diarahkan, ditugaskan, ditempatkan dan difungsikan, sehingga dapat memberikan kontribusi riil untuk da’wah, jama’ah dan umat, tidak ragu berjuang dan berkorban demi tegaknya dienul Islam.

“Dan di antara orang-orang yang beriman itu ada orang-orang yang menjadi apa yang mereka telah janjikan kepada Allah, maka di anatra mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya (QS….)

Indikasi keberhasilan tarbiyah bisa dilihat pada peran dan kontribusi kader dalam penyebaran fikrah, pembentukan masyarakat Islam, memerangi kemungkaran, memberantas kerusakan dan mampu mengarahkan dan membimbing umat ke jalan Allah. Serta dalam keadaan siap menghadapi segala bentuk kebatilan yang menghadang lajunya da’wah Islam

“Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS. 9:111)

Semoga Allah selalu bersama kita dan kemenangan memilih kepada kita.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)

Begitulah rangkaian acara demi acara dilalui dengan penuh cinta….

Ketika Cinta Bertasbih, maka duri jadi mawar, cuka jadi anggur, sedih jadi riang dan amarah jadi ramah…

Sebelum acara ditutup maka ditentukan dulu petugas dan tempat liqo’ pekan depan.

Insya Allah utk tempat.. pekan depan di Pabuaran, Wisma Asri Empat Sekawan.

Petugas…Moderator : Akhi Iman

Pembaca Kitab Hadits : Akhi Isya

Kultum : Akhi Iwan

Demikian liputan tematik kajian pekanan cowok bakos class ’07. Dari pojok Biro Renum, reporter bang_mamet melaporkan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.