Monday, May 4, 2009
Loving your love to the fullest as there will be no tomorrow
Manakah yang paling penting antara Kuantitas dan Kualitas? Dalam banyak hal keduanya diharapkan dalam porsi yang sama dan seimbang. Tapi dalam perjalanan kehidupan sangat sering kita dihadapkan pada fakta bahwa kita harus memilih dari antara keduanya.
Joe dan Angela bertemu secara tak sengaja di sebuah karnaval tahunan yang diadakan setiap liburan musim panas dikota tempat kelahiran Angela. Perkenalan yang berlanjut pada temu makan malam dan kebersamaan yang penuh tawa dan bahagia seakan segalanya akan berlangsung selamanya. Banyak hal yang mereka alami dalam kebersamaan mereka. Hal-hal indah yang menyatukan hati dan pandangan mereka.
Dua hari sebelum liburan musim panas berakhir Angela jatuh sakit. Dokter memberikan memberikan obat penghilang rasa sakit karena tak ada lagi yang dapat dilakukan untuk memerangi kanker yang menggerogoti Angela dari dalam. Satu hal yang tak diketahui Joe bahwa itu adalah liburan musim panas terakhir bagi Angela sebelum batas waktu secara medis itu tiba.
Malam itu adalah malam terakhir liburan musim panas dan malam terakhir bagi Angela. Angela terbaring ditempat tidurnya yang serba putih dengan tangan yang menggenggam lembut tangan Joe. Tak ada airmata antara mereka karena senyum yang memiliki waktu mereka. Tatapan mata saja sudah cukup bagi mereka untuk berbagi cerita tentang apa yang ada dihati mereka masing-masing.
Lirih Joe berkata, “Mengapa kebersamaan ini tak abadi?” Dengan senyum manis Angela berkata, “Jangan melihat seberapa lama kebersamaan kita namun ingatlah tentang kebersamaan kita. Walau hanya sesaat namun itu adalah saat terbaik yang pernah aku miliki dalam hidupku. Bukan berapa lama kita bersama tapi keindahan dan kebahagian bersamamu adalah harta karun bagiku. Walau hanya sesaat bersamamu namun itulah kebahagiaan terindah seumur hidupku”.
Mengukur kebahagian bukan dari berapa lama kita menikmati kebahagian itu. Mengukur cinta bukan berapa lama kita menjalani waktu percintaan dengan orang yang kita cintai.
Kita takkan pernah lupa akan keindahan bunga yang mekar dimusim semi namun adakah bunga itu tetap dapat kita lihat sekarang? Atau pernahkah kita lupa pada keindahan kemilau embun pagi kala matahari pagi bersinar padahal ia sirna saat matahari meninggi?
Kebahagiaan sejati tak datang dari berapa lama sesuatu itu berjalan namun lebih kepada berapa berartinya waktu itu dijalani. Mungkin hanya sesaat seperti pendeknya waktu mekarnya bunga. Mungkin hanya sekejap seperti kehadiran embun yang cemerlangi pagi. Namun jika itu memberi arti di hati maka itu akan abadi.
Mencintailah dengan sepenuh hati saat ini karena mungkin besok kau takkan bisa bersama lagi dengan orang yang kau cintai. Mungkin tiada yang abadi namun cinta dan kenangannya adalah abadi.
Seperti kata mereka “Live your life to the fullest”, jadi mengapa tidak “Loving your love to the fullest as there will be no tomorrow”.
Joe dan Angela bertemu secara tak sengaja di sebuah karnaval tahunan yang diadakan setiap liburan musim panas dikota tempat kelahiran Angela. Perkenalan yang berlanjut pada temu makan malam dan kebersamaan yang penuh tawa dan bahagia seakan segalanya akan berlangsung selamanya. Banyak hal yang mereka alami dalam kebersamaan mereka. Hal-hal indah yang menyatukan hati dan pandangan mereka.
Dua hari sebelum liburan musim panas berakhir Angela jatuh sakit. Dokter memberikan memberikan obat penghilang rasa sakit karena tak ada lagi yang dapat dilakukan untuk memerangi kanker yang menggerogoti Angela dari dalam. Satu hal yang tak diketahui Joe bahwa itu adalah liburan musim panas terakhir bagi Angela sebelum batas waktu secara medis itu tiba.
Malam itu adalah malam terakhir liburan musim panas dan malam terakhir bagi Angela. Angela terbaring ditempat tidurnya yang serba putih dengan tangan yang menggenggam lembut tangan Joe. Tak ada airmata antara mereka karena senyum yang memiliki waktu mereka. Tatapan mata saja sudah cukup bagi mereka untuk berbagi cerita tentang apa yang ada dihati mereka masing-masing.
Lirih Joe berkata, “Mengapa kebersamaan ini tak abadi?” Dengan senyum manis Angela berkata, “Jangan melihat seberapa lama kebersamaan kita namun ingatlah tentang kebersamaan kita. Walau hanya sesaat namun itu adalah saat terbaik yang pernah aku miliki dalam hidupku. Bukan berapa lama kita bersama tapi keindahan dan kebahagian bersamamu adalah harta karun bagiku. Walau hanya sesaat bersamamu namun itulah kebahagiaan terindah seumur hidupku”.
Mengukur kebahagian bukan dari berapa lama kita menikmati kebahagian itu. Mengukur cinta bukan berapa lama kita menjalani waktu percintaan dengan orang yang kita cintai.
Kita takkan pernah lupa akan keindahan bunga yang mekar dimusim semi namun adakah bunga itu tetap dapat kita lihat sekarang? Atau pernahkah kita lupa pada keindahan kemilau embun pagi kala matahari pagi bersinar padahal ia sirna saat matahari meninggi?
Kebahagiaan sejati tak datang dari berapa lama sesuatu itu berjalan namun lebih kepada berapa berartinya waktu itu dijalani. Mungkin hanya sesaat seperti pendeknya waktu mekarnya bunga. Mungkin hanya sekejap seperti kehadiran embun yang cemerlangi pagi. Namun jika itu memberi arti di hati maka itu akan abadi.
Mencintailah dengan sepenuh hati saat ini karena mungkin besok kau takkan bisa bersama lagi dengan orang yang kau cintai. Mungkin tiada yang abadi namun cinta dan kenangannya adalah abadi.
Seperti kata mereka “Live your life to the fullest”, jadi mengapa tidak “Loving your love to the fullest as there will be no tomorrow”.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment