Thursday, October 16, 2008

Istri Sholehah : Sebaik-baik Perhiasan Dunia

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Barokallohu laka wa baroka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoir utk ukhti Dyah Febriyani, atas anugerah terindah, suami pilihan terbaik dari Allah SWT. Semoga keberkahan senantiasa tercurahkan untuk kalian berdua, dikumpulkan bagi kalian berdua kebaikan-kebaikan, dari harta yg halal, thoyib dan penuh berkah, keturunan yg qurot’a a’yun, penyejuk mata pelipur lara, dan kehidupan rumah tangga yg sakinah, mawadah wa rohmah… Amin.

Semoga keberkahan itu jg melimpah kepada kita semua yg senantiasa mendoakan kebaikan pd saudaranya… Yg sydah walimah, semoga keberkahannya selalu ditambah dan bertambah… Bagi yg belum walimah, semoga dimudahkan dlm menyempurnakan setengah diennya, mendapatkan pasangan terbaik yg sholeh/sholehah, yg mampu mjd penyejuk dan peneguh matanya, serta yg mampu membawanya dekat dengan penciptanya… Amin.

Alhamdulillah dlm nuansa penuh keberkahan ini, jiwa-jiwa yg haus cinta dan kasih sayang_Nya kembali dpt bersua dlm ikatan hati yg penuh kekeluargaan dan persahabatan di liqo’ pekanan.…

Ikhwati fillah, Saudaraku yg dimuliakan Allah, liqo’ tadi malam (26 Juni 2008) dilaksanakan di rumah kontrakan akhi Tommy di Kampung Kandang dan dimulai lebih awal yakni sekitar jam 17.00-an,

Hadir dlm liqo’ ini akhi-akhi kita :

· Ari Susanto

· Slamet Turseno

· Iman Sadesmesli

· Erfan Dany

· Irfan Septiawan

· Tommy Nautico

· Muh. Nurman

· Bisma

Akhunal kiroom, akhi Iwan masih blm bisa hadir. karena sedang tugas lapangan, Sahabat sekalian, kita berdo’a semoga Allah istiqomahkan kita dlm memperbaiki diri…

Untuk liqo’ kali ini, yang bertugas sebagai moderator adalah akhi Slamet Turseno…

Moderator memulai majelis dengan mengucap hamdalah kepada Allah SWT, shalawat kepada Rasul_Nya dan mengajak kita semua untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita…

Acara pertama adalah tilawah Al Qur’an yg masing2 peserta membaca setengah halaman dari Al Qur’an …

Yg lainnya menyimak dg seksama dan membetulkan jika ada bacaan yg kurang pas tajwidnya… acara tilawah ditutup dg sedikit pemahaman ttg tajwid.

Acara selanjutnya yakni mengkaji kitab kuning… malam ini pembacaan kitab hadits diamanahkan kepada akhi Bisma,

Beliau menyampaikan masih di Bab Sifat Wudlu Nabi SAW yg termaktub dlm Kitab Bulughul Maarom karya Syaikh Ibnu Hajar Al Asqolany…

Selanjutnya moderator meneruskan acara berikutnya, yakni KULTUM. Pada mlm hari ini, kultum disampaikan oleh akhi Erfan Dhani. Tema yg diambil sangat menggugah semangat, membangkitkan asa yg seakan telah terpendam, dan insya Allah sangat provokatif bagi para lajang, wabil khusus para bujang… yakni tema “ISTRI SHOLEHAH”

Ingin tahu siapa tuh istri sholehah, bidadari dunia yg membuat cemburu bidadari akhirat… simak aja…yup

Istri sholehah akan tampak pada kondisi bencana, cobaan, prahara, dan krisis.

Istri sholehah mencintai laki-laki yang menikahinya.

Istri sholehah berhias dan berdandan demi suaminya dengan perbuatan dan perkataannya.

Istri sholehah adalah orang yang cerdas dan bodoh sekaligus. Cerdas sehingga dapat menemukan kejeniusan suaminya, dan bodoh sehingga tidak mengetahui kekurangan dan kesalahan suaminya.

Istri sholehah menerima suaminya demi mendapatkan kestabilan, sedangkan suami menerima kestabilan demi mendapatkan istri sholehah.

Istri sholehah adalah orang yang berpendapat bahwa misi hidupnya adalah membahagiakan suami.

Istri sholehah adalah orang yang memberitahukan suaminya akan keagungan sang suami, berkorban demi membahagiakan suami, dan selalu jujur dalam setiap perkataannya.

Istri sholehah berbahagia karena upayanya membahagiakan suami.

Airmata istri sholehah lebih berharga daripada darah istri yang menyusahkan.

Istri sholehah melakukan apapun yang membahagiakan suaminya dan bersabar atas tindakan suaminya yang tidak menyenangkan.

Istri sholehah adalah tatakan bunga-bunga rumah tangga yang menebar aroma semerbak. Rumah tangga tanpanya seperti jambangan dan botol parfum yang kosong.

Istri sholehah mengetahui tentang diri suaminya apa yang tidak diketahui sang suami sendiri.

Istri sholehah adalah makhluk paling indah yang diciptakan Allah di muka bumi.

Istri sholehah tidak mendengar, tapi tidak tuli; tidak melihat, tapi tidak buta; tidak berbicara, tapi tidak bisu. Semua perkataannya berasal dari lubuk hatinya, bukan reaksi dan basa basi.

Istri sholehah adalah satu-satunya orang yang dapat membuat keluarganya dan keluarga suaminya sama-sama mencintainya.

Istri sholehah mengutamakan keluarga dan suaminya daripada dirinya sendiri.

Istri sholehah memberi gula pada setiap ucapannya pada suami dan menghilangkan sedikit garam dari setiap ucapan suaminya padanya.

Istri sholehah dicintai suami, karena keanggunannya adalah sumber ketentraman suami, kelembutannya adalah sumber ketenangan suami, dan senyumannya adalah ganjaran bagi jerih payah suami.

Istri sholehah berbelanja berdasarkan pendapatan suami bukan berdasarkan kebutuhannya.

Istri sholehah adalah bunga yang indah dan harum yang mekar di taman semesta, namun memiliki duri yang melindungi dirinya.

Diketik ulang dari buku Untukmu Yang Akan Menikah dan Telah Menikah

(Syaikh Fuad Shalih)

Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir seorang wanita, sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.

Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:


1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)

2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)

4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

Syukron jazakalloh kepada akhi Erfan atas kultumnya, semoga Allah segera hantarkan kepada kita bidadari surga, istri sholehah, yg senantiasa kita jeritkan dlm do’a-doa kita…

... Robbana hablana min Azwajina wa dzurriyyatina Kurrota a'yun waj ‘alni lil muttaqiina imaama." Yaa..Alloh, berikanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyejukkan hati dan jadikanlah aku sebagai pemimpin dari orang-orang yang bertaqwa.

Agenda berikutnya yakni Infak Majelis, secara sukarela utk melatih rasa simpati dan empati… Tentunya dimaksudkan agar kita menjadi orang2 yg mudah memberikan pertolongan bagi yg membutuhkan… Dana infak dipegang oleh bendahara infak, akhi Iman S.

Meniti acara inti yakni materi utama yg utk kali ini akan disampaikan oleh Ustadz Adi Junjunan, yg menggantikan sementara Ust. Dr. Ing Khafid… Ustadz Adi menyampaikan kondisi social dan keagamaan yg ada disekitar kita yg kemudian dikorelasikan dg sejarah peran pemuda dlm Al Qur’an salah satunya adl peran fenomenal para pemuda As habul Kahfi…

Dicari: Pemuda Kahfi!

Dalam surat al-Kahfi, Allah SWT menceritakan tiga kisah masa lalu, yaitu kisah Ashabul Kahfi, kisah pertemuan nabi Musa as dan nabi Khidzir as serta kisah Dzulqarnain.

Kisah Ashabul Kahfi mendapat perhatian lebih dengan digunakan sebagai nama surat dimana terdapat tiga kisah tersebut. Hal ini tentu bukan kebetulan semata, tapi karena kisah Ashabul Kahfi, seperti juga kisah dalam al-Qurân lainnya, bukan merupakan kisah semata, tapi juga terdapat banyak pelajaran (ibrah) didalamnya.

Ashâbul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh. Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian.

Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsîr; Tafsîr al-Qurân al-‘Adzîm; jilid:3 ; hal.67-71).

Beberapa Pelajaran (Ibrah)

Dari kisah Ashabul Kahfi diatas, setidaknya dapat diambil dua pelajaran, yaitu:

Pertama, kisah ashabul kahfi adalah salah satu tanda kebesaran Allah SWT yang ditampakkan kepada makhluq-Nya. Firman-Nya:

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرقِيْمِ كَانُوْا مِنْ ءَايتِنَا عَجَبًا

”Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan yang mempunyai raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?” (QS Al-Kahfi:9)

Maksud ayat diatas adalah bahwa kisah ashabul kahfi walaupun dalam pandangan manusia merupakan sesuatu yang luar biasa tapi bagi Allah hal itu bukanlah sesuatu yang luar biasa, mengingat ke-Maha Kuasaan-Nya. Masih banyak tanda-tanda kekuasaan Allah lainnya yang dalam pandangan manusia lebih manakjubkan daripada kisah ashabul kahfi. Penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang serta peredaran matahari, bulan dan bintang adalah contohnya (Asy-Syaukani; Fathul Qadîr; jilid 3; hal.341). Ini menunjukan bahwa Allah dapat melakukan semua yang dikehendaki-Nya, sekalipun hal itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa dan mustahil dalam pandangan manusia (QS 3:40).

Kedua, peran sentral pemuda dalam perjuangan menegakkan kebenaran (Islam), Allah SWT berfirman:

إِذْ أَوَى الفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS al-Kahfi:10)

Dalam ayat ini Allah SWT jelas mengatakan bahwa ashabul kahfi adalah sekelompok pemuda yang memperjuangkan tegaknya kebenaran (agama Allah). Sepanjang zaman, pemuda memang dikenal sebagai pembela kebenaran. Menurut Ibnu Katsir hal ini dikarenakan mereka (para pemuda) lebih dekat kepada kebenaran dan petunjuk dibandingkan para orang tua yang tinggi hati dan berkubang dalam agama nenek moyang yang bathil. Karena itulah, masih menurut Ibnu Katsir, yang paling banyak menanggapi seruan Allah SWT dan Rasul-Nya saw adalah para pemuda. Orang-orang yang pertama masuk Islam atau yang dikenal dengan sebutan as-sâbiqûnal awwalûn terdiri dari para pemuda, mereka adalah Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin ‘Affan dan Zaid bin Tsabit. Para sahabat yang dikenal sebagai pembela Islam yang gagah berani juga adalah para pemuda, seperti Umar bin Khattab, Khalid bin Walid, Sa’ad bin Abi Waqqas dan Mushab bin Umeir. Adapun kaum tua Quraisy, mereka tetap memegang teguh agama mereka dan menolak Islam, kecuali sebagian kecil saja (Ibnu Katsir; Tafsir Al-Qurân al-‘Adzîm; jilid 3; hal.70).

Hanya saja jika melihat kisah ashabul kahfi, para pemuda yang menjadi pembela kebenaran itu bukanlah pemuda sembarangan. Mereka adalah para pemuda istimewa yang memiliki beberapa karakteristik, seperti:

1. Memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT. Firman-Nya:

........إِنَّهُمْ فِتْيَةً ءَامَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزدنهُمْ هُدًى.

“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”(QS al-Kahfi:13)

2. Memegang teguh kebenaran dan mendakwahkannya sekalipun kepada penguasa dzalim dengan resiko yang sangat berat. Seperti Ashabul Kahfi yang dengan lantang berkata dihadapan raja mereka yang dzalim:

..... رَبّنَا رَبّ السَّموَاتِ وَ الْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوْا مِنْ دُوْنِهِ إِلهـًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا

“Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (QS al-Kahfi: 14).

Mereka menyadari akibat yang harus mereka terima dengan perkataannya itu.

3. Bergantung kepada Allah SWT dalam segala hal dengan selalu berusaha maksimal disertai berdo’a dengan sungguh-sungguh. Sebagaimana Ashabul Kahfi, ketika dikejar-kejar oleh bala tentara raja, mereka berusaha lari sekuat tenaga menyelamatkan diri. Hingga ketika sampai dimulut gua dan berlindung didalamnya mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini” (Q.S. al-Kahfi:10).

Artinya walaupun ashabul kahfi adalah pribadi-pribadi yang memiliki fisik dan kekuatan prima, tapi mereka tetap menggantungkan harapan kepada Allah SWT dengan meminta rahmat dan petunjuk-Nya. Hal ini membuktikan bahwa sekuat apapun ia, tetapi ia tetap yakin dihadapan Allah hanyalah seorang hamba yang sangat lemah dan sangat membutuhkan pertolongan-Nya.

Saat ini, ketika umat Islam berada pada posisi terbelakang dan lemah, sosok-sosok pemuda istimewa seperti itulah yang diperlukan. Pemuda yang beriman kepada Allah SWT, memegang teguh kebenaran dan selalu menggantungkan segalanya kepada Allah SWT, sebagaimana sosok Ashabul Kahfi. Agar mereka bersama elemen umat yang lain memperjuangkan agama ini hingga mencapai kemenangan gemilang, sebagaimana yang telah dicapai Rasul saw. dan para sahabatnya dahulu.

Syukron Ustadz, atas taujihnya semoga kita bisa mengambil manfaatnya Amin…

Begitulah rangkaian acara demi acara dilalui dengan penuh cinta….

Sebelum acara ditutup maka ditentukan dulu petugas dan tempat liqo’ pekan depan.

Insya Allah utk tempat.. pekan depan di Rumah Mas Tommy Kampung Kandang

Petugas…Moderator : Akhi Muh. Nurman

Pembaca Kitab Hadits : Akhi Ari Sutanto

Kultum : Akhi Slamet Turseno

Demikian liputan tematik kajian pekanan cowok bakos class ’07. Dari pojok Biro Renum, reporter bang_mamet melaporkan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.




No comments: